Psikoterapi : Terapi Psikoanalisis

Nama : Muhammad Rafi Nugraha Putra

NPM : 1A513524

Kelas : 3PA05

TERAPI PSIKOANALISIS

Psikoanalisis adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia.

Psikoanalisis adalah sebuah model perkembangan kepribadian, filsafat tentang sifat manusia dan metode psikoterapi. Psikoanalisis berasal dari uraian tokoh psikoanalisa yaitu Sigmund Freud yang mengatakan bahwa gejala neurotic pada seseorang timbul karena tertahannya ketegangan emosi yang ada, ketegangan yang ada kaitannya dengan ingatan yang ditekan, ingatan mengenai hal-hal yang traumatic dari pengalaman seksual pada masa kecil. Selain itu, Freud juga mengatakan bahwa perilaku manusia ditentukan oleh kekuatan irasional yang tidak disadari dari dorongan biologis dan dorongan naluri psikoseksual tertentu pada masa lima tahun pertama dalam kehidupannya.

Konsep-konsep utama terapi psikoanalisis ;

  1. Struktur kepribadian
    • Id (tidak memiliki kontak yang nyata dengan dunia nyata, id berfungsi untuk memperoleh kepuasan sehingga disebut sebagai prinsip kesenangan)
    • Ego (disebut juga sebagai prinsip kenyataan. Ego berhubungan langsung dengan duni nyata, ego juga memiliki peran untuk mengambil keputusan dalam kepribadian. Ego menjadi penengah/penyeimbang antara id dan superego)
    • super ego (disebut sebagai prinsip ideal. Kepribadian yang terlalu didominasi oleh super ego akan merasa selalu bersalah, rasa inferiornya yang besar)
  2. Kesadaran & Ketidaksadaran
    • Konsep ketidaksadaran
      • mimpi yang merupakan pantulan dari kebutuhan, kenginan dan konflik yang terjadi dalam diri
      • salah ucap / lupa
      • sugesti pasca hipnotik
      • materi yang berasal dari teknik asosiasi bebas
      • materi yang berasal dari teknik proyektif
  1. Kecemasan
    • Adalah suatu keadaan tegang atau takut yang mendalam akan peristiwa yang akan terjadi/belum terjadi. Kecemasan juga timbul akibat konflik dari id, ego, dan superego. Kecemasan terdiri dari 3 jenis yaitu kecemasan neurosis yaitu cemas akibat bahaya yang belum diketahui, kecemasan moral yaitu cemas akibat konflik antara kebutuhan nyata/realistis dan perintah superego, dan yang ketiga adalah kecemasan realistis yaitu kecemasan yang terkait dengan rasa takut misalnya kecemasan akan bahaya.

Psikoanalisis memiliki tiga penerapan :

  1. suatu metoda penelitian dari pikiran.
  2. suatu ilmu pengetahuan sistematis mengenai perilaku manusia.
  3. suatu metoda perlakuan terhadap penyakit psikologis atau emosional.

Struktur kepribadian

Menurut freud, kehidupan jiwa memiliki tiga tingkatan kesadaran, yakni sadar (en:conscious), prasadar (en:preconscious), dan tak-sadar (unconscious).

Aliran psikoanalisis Freud merujuk pada suatu jenis perlakuan dimana orang yang dianalisis mengungkapkan pemikiran secara verbal, termasuk asosiasi bebas, khayalan, dan mimpi, yang menjadi sumber bagi seorang penganalisis merumuskan konflik tidak sadar yang menyebabkan gejala yang dirasakan dan permasalahan karakter pada pasien, kemudian menginterpretasikannya bagi pasien untuk menghasilkan pemahaman diri untuk pemecahan masalahnya.

Terapi Psikoanalisis

Tujuan terapi Psikoanalisis :

  1. Membentuk kembali struktur karakter individu dg jalan membuat kesadaran yg tak disadari didalam diri klien
  2. Focus pd uapaya mengalami kembali pengalaman masa anak- anak
  3. Mengungkapkan konflik-konflik yang dianggap mendasari munculnya ketakutan yang ekstrem dan reaksi menghindar yang menjadi karakteristik gangguan ini.

Peran terapis :

  1. Membantu pasien dalam mencapai kesadaran diri, kejujuran, keefektifan dalam melakukan hubungan personal dalam menangani kecemasan secara realistis.
  2. Membangun hubungan kerja dengan pasien, dengan banyak mendengar & menafsirkan.
  3. Terapis memberikan perhatian khusus pada penolakan-penolakan pasien
  4. Mendengarkan kesenjangan & pertentangan pada cerita pasien

Ciri – ciri Teknik Terapi Freud

Terapi Freud lebih berpengaruh bila dibandingkan teknik terapi yang dikembangkan oleh ahli lainnya. Teknik terapi Freud memiliki karakteristik tertentu yaitu (Boeree, 2005 : 354 -355, Alwisol, 2005: 46).

  1. Dilaksanakan dalam suasana santai

Terapi dilakukan Freud dalam suasana santai. Suasana seperti itu diciptakan Freud melalui penataan ruang, warna dinding, penca-hayaan, dst yang dibuat sedemikian rupa sehingga pasien betul-betul merasa nyaman dan betah berada di ruang tersebut.Dengan suasanasantai Freud berharap konflik-konflik yang telah ada di alam tidak sadar akan mudah muncul ke alam sadar.

  1. Klien diberi kebebasan

Dalam terapi Freud, klien dibebaskan untuk bicara apa saja, termasuk menangis, menjerit, mengumpat. Jika klien mengalami bloking atau kebuntuan Freud berusaha membantu sehingga terjadilah asosiasi antara apa yang ada dalam alam tak sadar dengan apa yang berikan oleh terapis.

  1. Waktu pelaksanaan

Pertemuan terapeutik, pertemuan antara klien dan terapis dalam psikoterapi, biasanya dilakukan 4 atau 5 kali seminggu(1 sampai 2 jam pertemuan), selama 2 sampai 3 tahun.

Fungsi & peran Terapis

Terapis / analis membiarkan dirinya anonym serta hny berbagi sedikit perasaan & pengalaman shg klien memproyeksikan dirinya kepada teapis / analis

Peran terapis

  1. Membantu klien dalam mencapai kesadaran diri, kejujuran, keefektifan dalam melakukan hub personal dlm menangani kecemasan secara realistis
  2. Membangun hub kerja dg klien, dg byk mendengar & menafsirkan
  3. Terapis memberikan perhatian khusus pada penolakan2 klien
  4. Mendengarkan kesenjangan2 & pertentangan2 pd cerita klien

Pengalaman klien dlm terapi

  1. Bersedia melibatkan diri kedalam proses terapi yg intensif & berjangka panjang
  2. Mengembangkan hub dg analis / terapis
  3. Mengalami krisis treatment
  4. Memperoleh pemahamn atas masa lampau klien yg tak disadari
  5. Mengembangkan resistensi2 untuk belajar lbh byk ttg diri sendiri
  6. Mengembangkan suatu hub transferensi yg tersingkap
  7. Memperdalam terapi
  8. Menangani resistensi2 & masalah yg terungkap
  9. Mengakhiri terapi

Hub terapis & klien

  1. Hub dikonseptualkan dalam proses tranferensi yg menjadi inti Terapi Psikoanalisis
  2. Transferensi mendorong klien untuk mengalamatkan pd terapis “ urusan yg belum selesai” yg terdapat dalam hub klien dimasa lalu dg org yg berpengaruh
  3. Sejumlah perasaan klien timbul dari konflik2 seperti percaya lawan tak percaya, cinta lawan benci
  4. Transferensi terjadi pada saat klien membangkitkan kembali konflik masa dininya yg menyangkut cinta, seksualitas, kebencian, kecemasan & dendamnya
  5. Jika analis mengembangkan pandangan yg tidak selaras yg berasal dari konflik2 sendiri, mk akan terjadi kontra transferensi
  6. Bentuk kontratransferensi

→ perasaan tdk suka / keterikatan & keterlibatan yg berlebihan

  1. Kontratransferensi dapat mengganngu kemajuan terapi

Teknik dasar Terapi Psikoanalisis

Ada beberapa teknik yang dipakai Fredu dalam psikoterapinya, yaitu asosiasi bebas, analisis mimpi, parapraxies atau Freudian slips, interpretasi, alasisis resisten, tranferensi dan pengulangan (Alwisol, 2005:46). Berikut penjelasan singkat untuk teknik-teknik tersebut :

Asosiasi bebas

Dalam asosiasi bebas klien dipersilakan mewngemukakan apa saja yang terlintas dalam isi jiwanya, tidak peduli apakah hal itu remeh, memalukan, tidak logis, ataupun kabur. Dari ungkapan kesadaran tanpa sensor ini terapis memahami masalah kliennya. Asosiasi bebas dikembangkan Freud dan diterapkan dalam psikoterapi berdasarkan tiga asumsi

(Alwisol, 2005 : 46 –47), yaitu:

1)      apa saja yang dikatakan dan dilakukan seseorang sekarang, mempunyai makna dan berhubungan dengan perkataan dan perbuatannya dimasa lalu;

2)      materi yang ada dalam ketidak sadaran berpengaruh penting terhadap tingkah laku;

3)      materi yang ada dalam ketidak sadaran dapat dibawa ke kesadaran dengan mendorong ekspresi bebas setiap kali hal itu muncul ke dalam pikiran.Menurut Freud, meskipun klien menghalangi topic tertentu dan berusaha menyembunyikannya, suatu saat terbentuk rantai aso-siasi yang membuat terapis dapat memahami konflik yang telah terjadi pada klien

Analisis mimpi

Ketika seseorang tidur control kesadaran terhadap ketidak sadaran menjadi lemah sehingga ketidak sadaran berusaha muncul keepermukaan dalam bentuk mimpi. Dengan memahami makna mimpi berarti dapat dipahami pula aspek-aspek ketidak sadaran yang berhubungan dengan konflik yang terjadi.

Freudian slips

Freudian slipsatau parapraxes adalah gejala salah ucap, salah membaca, salah dengar, salah meletakkan objek, dan tiba-tiba lupa. Bagi Freud gejala-gejala tersebut bukan bersifat kebetulan, tetapi 26 berhubungan erat dengan ketidaksadaran. Dengan menganalisis ge-jala-gejala tersebut akan terungkap gambaran mental yang ada dibaliknya.

Interpretasi

Dalam interpretasi terapis mengenalkan kepada klien makna yang tidak disadari dari pikiran perasaan, dan keingingannya.

Analisis resistensi

Resistensi adalah mekanisme pertahanan dari klein untuk tidak mengungkapkan topik tertentu kerana alasan tertentu pula. Oleh karena itu dengan menganalisis apa yang ingin disembunyikan klien akan dapat diperoleh informasi yang sangat penting berkenaan dengan masalah yang pernah dialami klien.

Tranferensi

Transferensi adalah pengungkapan isi ketidak sadaran yang tersimpan sejak masa kanak-kanak dengan memakai terapis senagai medianya

Pengulangan

Pengulangan atau working throughberupa tindakan menginterpretasi dan mengidentifikasi masalah klien, mengulang resistensi dan transferensi, pada seluruh aspek pengalaman kejiwaan.

Tindakan ini dilakukan secara berulang-ulang sampai terapis menemukan akar permasalah yang menyebabkan klien mengalami gangguan.

Kelebihan terapi psikoanalisis

Terapi ini memiliki dasar teori yang kuat dengan terapi ini terapis bisa lebih mengetahui masalah pada diri klien, karena prosesnya dimulai dari mencari tahu pengalaman-pegalaman masa lalu pada diri klien terapi ini bisa membuat klien megetahui masalah apa yang selama ini tidak disadarinya.

Kekurangan terapi psikoanalisis

Terapi ini membutuhkan waktu yang terlalu panjang, memakan banyak biaya bagi klien karena waktunya lama,bisa membuat klien menjadi jenuh sehingga diperlukan terapis yang benar-benar teratih untuk melakukan terapi.

Referensi :

Bertens, K. (2006). Psikoanalisis Sigmund Freud. Jakarta: PT Gramedia

Gunarsa, S.D. (1996). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta : Gunung Mulia

Semiun. Yustinus, OFM. (2006). Teori kepribadian dan terapi psikoanalitik freud. Yogyakarta : Kanisius

 

Leave a comment