Munajat kepada Sang Maha Kasih

Dengan menyebut nama Allah yang pengasih dan penyayang

Ya Allah, aku bermohon pada-Mu
hendaklah Kau jaga aku
sehingga aku tidak lagi menentang-Mu
Sungguh, aku bingung dan ketakutan
karena banyaknya dosa dan kemaksiatan
bersamaan dengan banyaknya Anugerah-Mu
dan kebaikan
Lidahku telah kelu karena banyaknya dosa-dosaku
Telah hilang wibawa wajahku
Maka dengan wajah yang mana
aku harus menemui-Mu
setelah dosa-dosa membuat wajahku muram?
Dengan lidah yang mana
aku harus menyeru-Mu
setelah maksiat membuat lidahku bungkam?

Ya Allah,
Bagaimana aku menyeru-Mu,
Padahal aku pendosa?
Tetapi, Bagaimana aku tidak menyeru-Mu
Padahal Engkau Maha Pemberi Karunia?
Bagaimana aku bergembira
Padahal aku pendosa?
Tetapi, Bagaimana aku berduka
Padahal Engkau Maha Pemberi Karunia?

Ya Allah
Bagaimana aku menyeru-Mu,
Padahal aku, aku?
Tetapi, Bagaimana aku tidak menyeru-Mu,
Padahal Engkau, Engkau?
Bagaimana aku bergembira
Padahal aku telah melawan-Mu?
Tetapi, Bagaimana aku berduka
Padahal aku telah mengenal-Mu?
Wahai Zat yang Maha Kasih
Wahai Zat Yang Maha Sayang
Wahai Zat Yang Maha Pengampun
Wahai Zat Yang Maha Pemurah
Ya Allah,
Sungguh aku malu menyeru-Mu
Padahal aku selalu mengulangi dosa-dosaku
Tetapi, bagaimana mungkin seorang hamba
tidak menyeru junjungannya
Kemanakah pelariannya dan perlindungannya
Jika Kau usir dia?

Ya Allah,
Kepada siapa lagi aku berlindung
jika tidak Kau tegakkan aku
dari ketergelinciranku?
Siapakah yang akan mengasihiku
Jika Engkau tidak mengasihiku?
Siapakah yang akan menyambutku
Jika Engkau tidak menyambutku?
Kemana hendak berlari
Jika harapanku terhempas di sisi-Mu?

Ya Allah,
aku berada antara cemas dan harap
kecemasanku pada-Mu
mematikanku
harapku pada-Mu
menghidupkanku

Ya Allah,
Dosa-dosa adalah sifat kami
Sedangkan maaf adalah sifat-Mu

Ya Allah,
Uban itu adalah cahaya-Mu
Bagaimana mungkin Kau bakar cahaya-Mu
Dengan api-Mu

Ya Allah,
Surga itu tempatnya orang-orang baik
Tetapi jalannya melewati neraka
Duhai beruntungnya
Sekiranya aku mendapatkan surga
aku tidak masuk neraka

Ya Allah,
Bagaimana mungkin aku menyeru-Mu
dan mengharapkan surga
dengan perbuatan ku yang buruk?
tetapi,
bagaimana mungkin aku tidak menyeru-Mu
dan tidak mengharapkan surga
dengan perbuatan-Mu yang baik dan indah?
Ya Allah,
akulah yang menyeru-Mu,
walaupun bermaksiat pada-Mu,
hatiku tidak pernah melupakan zikir-Mu

ya Allah,
akulah yang mengharapkan-Mu,
walaupun bermaksiat pada-Mu,
tak kan putus harapku akan kasih-Mu

ya Allah,
akulah yang bertambah panjang usiaku,
bertambah banyak dosa-dosaku,
bertambah panjang musibahku
karena banyaknya dosaku,
bertambah panjang pula harapanku
karena banyaknya ampunan-Mu
duhai junjunganku, Tuhanku
dosa-dosaku besar
tetapi ampunan-Mu
lebih besar
dari dosa-dosaku
wahai Dia Yang Ampunan-Nya besar
ampunilah dosa-dosaku yang besar
karena tidak ada yang mengampuni dosa besar
kecuali Tuhan Yang Maha Besar

wahai Tuhanku
akulah yang telah membuat perjanjian dengan-Mu
kemudian aku putuskan janjiku
aku lepaskan tekadku
ketika nafsu menguasaiku
sehingga pagi berbuat sia-sia
dan sore berbuat alpa
Kau tuliskan apa yang kulakukan
dalam siang dan malamku
ya Allah, ya Tuhanku
dosa-dosaku
tidak menyusahkan-Mu
ampunan-Mu padaku
tidak mengurangi kebesaran-Mu
berikanlah padaku ampunan
yang tidak menyusahkan-Mu
berikanlah padaku anugerah
yang tidak mengurangi kebesaran-Mu

ya Allah
jika kau bakar aku
tidak ada manfaatnya bagi-Mu
jika kau ampuni aku
tidak ada madaratnya bagi-Mu
lakukanlah padaku
apa yang tidak menimbulkan madarat bagi-Mu
dan janganlah Kau lakukan padaku
apa yang tidak menggembirakan-Mu
sesungguhnya Engkau
Maha Pengasih
Maha Penyayang
Maha Pengampun
Maha Pemurah

Ya Allah,
sekiranya maaf bukan sifat-Mu
tak kan ada seorangpun yang mengenal-Mu
akan menentang-Mu
sekiranya Engkau tidak pemurah dengan ampunan-Mu
aku takkan bermaksiat pada-Mu
dan tidak akan mengulangi dosa-dosaku
sekiranya ampunan bukan hal yang paling Engkau cintai
takkan ada seorang mahklukpun yang paling engkau cintai
berani menentang-Mu

ya Allah,
harapanku dariMu hanyalah ampunan
sangkaku padaMu hanyalah kebaikan
selamatkanlah aku dari ketergelinciran
ya rabb, sudah terjadi apa yang terjadi
wahai Dia yang penuh santun pada yang memusuhi-Nya
apakah lagi pada yang mencintai-Nya dan menyeru-Nya
wahai Dia yang menjawab, bila ada seruan
wahai Dia yang dengan kebesaran-Nya, menebarkan awan
Engkaulah yang berkata:
siapakah yang menyeru pada-Ku, tidak Aku jawab?
Siapakah yang meminta pada-Ku, tidak Aku beri?
Siapakah yang berdiri didepan pintu-Ku, tidak Aku sambut?
Engkaulah yang berkata:
Aku Maha Pemurah, dari-Ku Kemurahan
Aku Maha Pemberi Anugerah, dari-Ku Anugerah
Diantara anugerah-Ku pada para pendosa
Aku lindungi mereka di tempat tidur mereka
Seakan-akan mereka tidak pernah berbuat maksiat pada-Ku
Aku jaga mereka
Seakan-akan mereka tidak pernah berbuat dosa pada-Ku
Siapakah yang berbuat dosa?
Siapakah yang mengampuni dosa?
akulah yang banyak melakukan dosa
dan Engkaulah yang paling banyak mengampuni dosa

ya Allah,
buruk benar apa yang kulakukan,
karena banyaknya dosa dan kemaksiatan
indah benar yang Kau lakukan,
dengan segala anugerah dan kebaikan

ya Allah,
Engkaulah yang menenggelamkan aku
Kedalam karunia, anugerah dan pemberian
akulah yang menenggelamkan diriku
kedalam dosa, kebodohan dan kesalahan
Engkaulah yang terkenal karena kebaikan
akulah yang terkenal karena kemaksiatan

ya Allah,
telah sempit dadaku
dan aku tidak tahu
dengan obat apa bisa kusembuhkan dosa-dosaku
berapa banyak lagi
aku harus bertaubat daripadanya?
berapa kali
aku harus kembali padanya?
berapa banyak
aku harus menyebutnya pada siang dan malamku?
Sampai kapan ya Allah?
Padahal telah kuhabiskan sisa umurku.

Ya Allah,
Lama deritaku
Rapuh tulangku
Ringkih tubuhku
Tetapi,
Dosa-dosaku
Terus bertumpuk
Diatas punggungku
Oleh karena itu, duhai junjunganku
kuadukan padaMu
kemiskinan dan kefakiranku
kelemahan dan ketakberdayaanku

ya Allah,
telah tidur semua yang punya mata,
dan beristirahat ditempat tinggalnya
sedangkan kini, gemetar hatiku dan kedua belah mataku
menanti kasihMu
maka kuseru Engkau, wahai junjunganku
perkenankan doaku
penuhi hajatku
cepatkan ijabahku

ya Allah,
aku menunggu ampunan dariMu
seperti yang ditunggu para pendosa
aku takkan berputus asa dari rahmatMu
yang dinantikan mereka yang berbuat kebajikan
apakah akan kau bakar dengan neraka
wajah yang telah rebah beribadat padaMu
apakah akan kau bakar dengan neraka
mata yang telah menangis takut padaMu
apakah akan kau bakar dengan neraka
lidah yang telah membaca Al-Qur’an
apakah akan kau bakar dengan neraka
hati yang telah mencintaiMu
apakah akan kau bakar dengan neraka
tubuh yang telah tunduk merendah dihadapanMu
apakah akan kau bakar dengan neraka
seluruh anggota badan yang telah sujud rukuk padaMu

ya Allah,
Kau perintahkan kami berbuat kebajikan
padahal Engkau lebih utama daripada mereka yang diperintahkan
Kau perintahkan kami memberi orang yang meminta
padahal Engkau yang terbaik yang diminta

ya Allah
jika Kau siksa aku
akulah seorang hamba yang kau ciptakan
untuk apa yang Kau kehendaki
lalu Kau siksa dia
jika Kau selamatkan aku
akulah seorang hamba yang Kau dapati berbuat kesalahan
lalu Kau selamatkan dia

ya Allah
Tidak ada jalan bagiku untuk melindungi diri dari dosa
Kecuali dengan penjagaanMu
Tidak ada cara lain bagiku untuk mencapai amal yang baik
Kecuali dengan kehendakMu
Ya Allah tiada daya dan upaya kecuali dariMu
Bagaimana aku melindungi diri
Jika tak Kau sampaikan padaku penjagaanMu
yaAllah
Kaututupi bagiku dosa didunia dan tidak Kau sebarkan
Maka janganlah Kau permalukan aku
Pada hari kiamat dihadapan penghuni alam semesta

yaAllah
KemurahanMu meluaskan harapanku
syukurMu menerima amalku
maka bahagiakanlah aku
dalam pertemuan denganMu
dipenghujung ajalku

ya Allah
sekiranya iman menjadi saksi bagiku
atas keesaanMu
sekiranya lidahku berbicara untuk memujiMu
sekiranya Al-Quran menunjukkan padaku
akan keutamaan anugerahMu
maka bagaimana mungkin hilang harapanku akan janjiMu?

Ya Allah,
akulah yang membunuh diriku dengan pedang kemaksiatan
sehingga pasti memperoleh dari sisiMu
penolakan dan pemutusan
selamatkanlah aku ya rabb, selamatkan aku
masihkah ada bagiku sedikit wajah kebaikan di hadiratMu

ya Allah
adam telah menentangMu
lalu Kau ampunkan dia
mahkluk dari keturunannya juga menentangMu
wahai yang memaafkan penentangan ayah
ampuni juga anak yang maksiat kepadaMu
dari keturunannya

ya Allah
Kau ciptakan syurga
Untuk orang yang mentaatiMu
Kau janjikan didalamnya
Apa yang tak tergetar dalam hati
Lalu kuperhatikan amalku
kulihat amalku lemah
ku hitung-hitung diriku
aku tidak mampu mensyukuri nikmat
yang Kau anugerahkan kepadaku
dan
Kau ciptakan neraka
Untuk orang yang maksiat padaMu
Kau janjikan didalamnya
Belenggu nyala api dan siksa
Ya rabb, aku takut, dipastikan masuk kedalamnya
Karena besarnya dosaku
Banyaknya kesalahanku
Terdahulunya kemaksiatanku

Tetapi ya Allah,
Tidak ada dosa yang terlalu besar bagiMu
Untuk Kau ampunkan bagiku
Dan bagi siapapun yang dosanya lebih besar dariku
Karena kecilnya derajat kami dalam KerajaanMu
Dengan segala keyakinan, harapan, dan kepasrahanku
Wahai Dzat yang Maha Besar
Maha Agung
Maha Tinggi
Maha Suci
Maha Benar
Maha Agung Engkau ya Allah dengan segala sifat dan Asma-Mu

Ya Allah,
Kau jadikan bagiku musuh yang memasuki hati,
Menempati bayangan dan fikiranku
Maka kemanakah aku harus berlindung
Jika tidak ada perlindungan dariMu
Ya Allah
Sungguh syetan itu jahat dan buruk
Banyak makarnya
Berat permusuhannya
Lama persengketaannya
Bagaimana mungkin selamat
Orang sekampung
Sedang dia penipunya
Hanya saja kudapati tipuannya lemah

Hanya kepadaMu kami beribadah
Dan hanya kepadaMu kami memohon pertolongan
Hanya kepadaMu kami memohon penjagaan
Tiada daya dan upaya kecuali dariMu
Ya Karim ya Karim ya Karim

Aamin ya Rabbal alamin

Demikianlah sahabat saudaraku fillah semoga catatan ini bermanfaat…

Doa Tawassul

Allâmah al-Majlisi berkata:

“Di dalam sebagian kitab-kitab yang terpercaya, para ulama menyebutkan bahwa Ibnu Babawaeh menukil doa Tawassul ini dari para imam suci as. Ia berkata, “Saya tidak membacanya untuk suatu kepentingan kecuali hal itu dikabulkan”.

Doa Tawassul adalah doa permohonan kepada ALLAH SWT dengan perantaraan manusia suci, doa ketika mendapatkan kesusahan, doa ketika dililit hutang (banyak hutang dan sulit membayar), doa dilancarkan rezeki, mendapatkan kesehatan lahir dan batin, ketenangan hidup di dunia dan akhirat dengan prantaraan atau lantaran kemuliaan Rasulullah SAAW dan Keluarga beliau yang suci a.s.

Doa itu adalah sebagai berikut:

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ وَ أَتَوَجَّهُ إِلَيْكَ بِنَبِيِّكَ نَبِيِّ الرَّحْمَةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ؛

Ya Allah, sesungguhnya aku memohon dan menghadap kepada-Mu dengan (perantara) Nabi-Mu, Nabi (pembawa) rahmat, Muhammad, shalawat atasnya dan keluarganya;

يَا أَبَا الْقَاسِمِ يَا رَسُوْلَ اللَّهِ، يَا إِمَامَ الرَّحْمَةِ ؛

Wahai Abul Qasim, wahai Rasulullah, wahai pemimpin (pembawa) rahmat,

يَا سَيِّدَنَا وَ مَوْلاَنَا، إِنَّا تَوَجَّهْنَا وَ اسْتَشْفَعْنَا وَ تَوَسَّلْنَا بِكَ إِلَى اللَّهِ وَقَدَّمْنَاكَ بَيْنَ يَدَيْ حَاجَاتِنَا، يَا وَجِيْهًا عِنْدَ اللَّهِ اشْفَعْ لَنَا عِنْدَ اللَّهِ؛

Wahai junjungan dan pemimpin kami, sesunguhnya kami menghadap, meminta syafaat, dan bertawassul denganmu kepada Allah, serta mengedepankanmu demi terkabulnya hajat-hajat kami, wahai yang terpandang di sisi Allah, karuniakanlah syafaat kepada kami di sisi Allah;

يَا أَبَا الْحَسَنِ، يَا أَمِيْرَ الْمُؤْمِنِيْنَ، يَا عَلِيَّ بْنَ أَبِيْ طَالِبٍ ؛

Wahai Abul Hasan, wahai Amirul Mukminin, wahai Ali bin Abi Thalib,

يَا حُجَّةَ اللَّهِ عَلَى خَلْقِهِ، يَا سَيِّدَنَا وَ مَوْلاَنَا، إِنَّا تَوَجَّهْنَا وَ اسْتَشْفَعْنَا وَ تَوَسَّلْنَا بِكَ إِلَى اللَّهِ وَ قَدَّمْنَاكَ بَيْنَ يَدَيْ حَاجَاتِنَا، يَا وَجِيْهًا عِنْدَ اللَّهِ اشْفَعْ لَنَا عِنْدَ اللَّهِ ؛

Wahai hujjah Allah atas makhluk-Nya, wahai junjungan dan pemimpin kami, sesungguhnya kami menghadap, meminta syafaat, dan bertawassul denganmu kepada Allah, serta mengedepankanmu demi terkabulnya hajat-hajat kami, wahai yang terpandang di sisi Allah, karuniakanlah syafaat kepada kami di sisi Allah; 

يَا فَاطِمَةُ الزَّهْرَاءُ، يَا بِنْتَ مُحَمَّدٍ، يَا قُرَّةَ عَيْنِ الرَّسُوْلِ ؛

Wahai Fathimah az-Zahra`, wahai putri Muhammad, wahai cahaya mata Rasul, 

يَا سَيِّدَتَنَا وَ مَوْلاَتَنَا، إِنَّا تَوَجَّهْنَا وَ اسْتَشْفَعْنَا وَ تَوَسَّلْنَا بِكِ إِلَى اللَّهِ وَ قَدَّمْنَاكِ بَيْنَ يَدَيْ حَاجَاتِنَا، يَا وَجِيْهَةً عِنْدَ اللَّهِ اشْفَعِيْ لَنَا عِنْدَ اللَّهِ ؛

Wahai junjungan dan pemimpin kami, sesungguhnya kami menghadap, memohon syfaat, dan bertawassul denganmu kepada Allah, serta mengedapankanmu demi terkabulnya hajat-hajat kami, wahai yang terpandang di sisi Allah, karuniakanlah syafaat kepada kami di sisi Allah;

يَا أَبَا مُحَمَّدٍ، يَا حَسَنَ بْنَ عَلِيٍّ، أَيُّهَا الْمُجْتَبَى، يَا ابْنَ رَّسُوْلِ اللَّهِ ؛

Wahai Hasan bin Ali, wahai al-Mujtabâ, wahai putra Rasulullah,

يَا حُجَّةَ اللَّهِ عَلَى خَلْقِهِ، يَا سَيِّدَنَا وَ مَوْلاَنَا، إِنَّا تَوَجَّهْنَا وَ اسْتَشْفَعْنَا وَ تَوَسَّلْنَا بِكَ إِلَى اللَّهِ وَ قَدَّمْنَاكَ بَيْنَ يَدَيْ حَاجَاتِنَا، يَا وَجِيْهًا عِنْدَ اللَّهِ اشْفَعْ لَنَا عِنْدَ اللَّهِ ؛

Wahai hujjah Allah atas makhluk-Nya, wahai junjungan dan pemimpin kami, sesungguhnya kami menghadap, meminta syafaat, dan bertawassul denganmu kepada Allah, serta mengedepankanmu demi terkabulnya hajat-hajat kami, wahai yang terpandang di sisi Allah, karuniakanlah syafaat kepada kami di sisi Allah; 

 يَا أَبَا عَبْدِ اللَّهِ، يَا حُسَيْنَ بْنَ عَلِيٍّ، أَيُّهَا الشَّهِيْدُ، يَا ابْنَ رَّسُوْلِ اللَّهِ ؛

 Wahai Abu Abdillah, wahai Husein bin Ali, wahai syahid, wahai putra Rasulullah,

يَا حُجَّةَ اللَّهِ عَلَى خَلْقِهِ، يَا سَيِّدَنَا وَ مَوْلاَنَا، إِنَّا تَوَجَّهْنَا وَ اسْتَشْفَعْنَا وَ تَوَسَّلْنَا بِكَ إِلَى اللَّهِ وَ قَدَّمْنَاكَ بَيْنَ يَدَيْ حَاجَاتِنَا، يَا وَجِيْهًا عِنْدَ اللَّهِ اشْفَعْ لَنَا عِنْدَ اللَّهِ ؛

Wahai hujjah Allah atas makhluk-Nya, wahai junjungan dan pemimpin kami, sesungguhnya kami menghadap, meminta syafaat, dan bertawassul denganmu kepada Allah, serta mengedepankanmu demi terkabulnya hajat-hajat kami, wahai yang terpandang di sisi Allah, karuniakanlah syafaat kepada kami di sisi Allah; 

 يَا أَبَا الْحَسَنِ، يَا عَلِيَّ بْنَ الْحُسَيْنِ، يَا زَيْنَ الْعَابِدِيْنَ، يَا ابْنَ رَّسُوْلِ اللَّهِ ؛

Wahai Abul Hasan, wahai Ali bin Husein, wahai Zainal Abidin, wahai putra Rasulullah,

يَا حُجَّةَ اللَّهِ عَلَى خَلْقِهِ، يَا سَيِّدَنَا وَ مَوْلاَنَا، إِنَّا تَوَجَّهْنَا وَ اسْتَشْفَعْنَا وَ تَوَسَّلْنَا بِكَ إِلَى اللَّهِ وَ قَدَّمْنَاكَ بَيْنَ يَدَيْ حَاجَاتِنَا، يَا وَجِيْهًا عِنْدَ اللَّهِ اشْفَعْ لَنَا عِنْدَ اللَّهِ ؛

Wahai hujjah Allah atas makhluk-Nya, wahai junjungan dan pemimpin kami, sesungguhnya kami menghadap, meminta syafaat, dan bertawassul denganmu kepada Allah, serta mengedepankanmu demi terkabulnya hajat-hajat kami, wahai yang terpandang di sisi Allah, karuniakanlah syafaat kepada kami di sisi Allah; 

يَا أَبَا جَعْفَرٍ، يَا مُحَمَّدَ بْنَ عَلِيٍّ، أَيُّهَا الْبَاقِرُ، يَا ابْنَ رَّسُوْلِ اللَّهِ ؛

Wahai Abu Ja’far, wahai Muhammad bin Ali, wahai al-Bâqir, wahai putra Rasulullah,

يَا حُجَّةَ اللَّهِ عَلَى خَلْقِهِ، يَا سَيِّدَنَا وَ مَوْلاَنَا، إِنَّا تَوَجَّهْنَا وَ اسْتَشْفَعْنَا وَ تَوَسَّلْنَا بِكَ إِلَى اللَّهِ وَ قَدَّمْنَاكَ بَيْنَ يَدَيْ حَاجَاتِنَا، يَا وَجِيْهًا عِنْدَ اللَّهِ اشْفَعْ لَنَا عِنْدَ اللَّهِ ؛

Wahai hujjah Allah atas makhluk-Nya, wahai junjungan dan pemimpin kami, sesungguhnya kami menghadap, meminta syafaat, dan bertawassul denganmu kepada Allah, serta mengedepankanmu demi terkabulnya hajat-hajat kami, wahai yang terpandang di sisi Allah, karuniakanlah syafaat kepada kami di sisi Allah; 

يَا أَبَا عَبْدِ اللَّهِ، يَا جَعْفَرَ بْنَ مُحَمَّدٍ، أَيُّهَا الصَّادِقُ، يَا ابْنَ رَّسُوْلِ اللَّهِ ؛

Wahai Abu Abdillah, wahai Ja’far bin Muhammad, wahai ash-Shâdiq, wahai putra Rasulullah,

يَا حُجَّةَ اللَّهِ عَلَى خَلْقِهِ، يَا سَيِّدَنَا وَ مَوْلاَنَا، إِنَّا تَوَجَّهْنَا وَ اسْتَشْفَعْنَا وَ تَوَسَّلْنَا بِكَ إِلَى اللَّهِ وَ قَدَّمْنَاكَ بَيْنَ يَدَيْ حَاجَاتِنَا، يَا وَجِيْهًا عِنْدَ اللَّهِ اشْفَعْ لَنَا عِنْدَ اللَّهِ ؛

Wahai hujjah Allah atas makhluk-Nya, wahai junjungan dan pemimpin kami, sesungguhnya kami menghadap, meminta syafaat, dan bertawassul denganmu kepada Allah, serta mengedepankanmu demi terkabulnya hajat-hajat kami, wahai yang terpandang di sisi Allah, karuniakanlah syafaat kepada kami di sisi Allah; 

يَا أَبَا الْحَسَنِ، يَا مُوسَى بْنَ جَعْفَرٍ، أَيُّهَا الْكَاظِمُ،يَا ابْنَ رَّسُوْلِ اللَّهِ ؛

Wahai Abul Hasan, wahai Musa bin Ja’far, wahai al-Kâzhim, wahai putra Rasulullah,

يَا حُجَّةَ اللَّهِ عَلَى خَلْقِهِ، يَا سَيِّدَنَا وَ مَوْلاَنَا، إِنَّا تَوَجَّهْنَا وَ اسْتَشْفَعْنَا وَ تَوَسَّلْنَا بِكَ إِلَى اللَّهِ وَ قَدَّمْنَاكَ بَيْنَ يَدَيْ حَاجَاتِنَا، يَا وَجِيْهًا عِنْدَ اللَّهِ اشْفَعْ لَنَا عِنْدَ اللَّهِ ؛

Wahai hujjah Allah atas makhluk-Nya, wahai junjungan dan pemimpin kami, sesungguhnya kami menghadap, meminta syafaat, dan bertawassul denganmu kepada Allah, serta mengedepankanmu demi terkabulnya hajat-hajat kami, wahai yang terpandang di sisi Allah, karuniakanlah syafaat kepada kami di sisi Allah; 

يَا أَبَا الْحَسَنِ، يَا عَلِيَّ بْنَ مُوسَى، أَيُّهَا الرِّضَى، يَا ابْنَ رَّسُوْلِ اللَّهِ ؛

Wahai Abul Hasan, wahai Ali bin Musa, wahai ar-Ridhâ, wahai putra Rasulullah,

يَا حُجَّةَ اللَّهِ عَلَى خَلْقِهِ، يَا سَيِّدَنَا وَ مَوْلاَنَا، إِنَّا تَوَجَّهْنَا وَ اسْتَشْفَعْنَا وَ تَوَسَّلْنَا بِكَ إِلَى اللَّهِ وَ قَدَّمْنَاكَ بَيْنَ يَدَيْ حَاجَاتِنَا، يَا وَجِيْهًا عِنْدَ اللَّهِ اشْفَعْ لَنَا عِنْدَ اللَّهِ ؛

Wahai hujjah Allah atas makhluk-Nya, wahai junjungan dan pemimpin kami, sesungguhnya kami menghadap, meminta syafaat, dan bertawassul denganmu kepada Allah, serta mengedepankanmu demi terkabulnya hajat-hajat kami, wahai yang terpandang di sisi Allah, karuniakanlah syafaat kepada kami di sisi Allah; 

 يَا أَبَا جَعْفَرٍ، يَا مُحَمَّدَ بْنَ عَلِيٍّ، أَيُّهَا التَّقِيُّ الْجَوَّادُ، يَا ابْنَ رَّسُوْلِ اللَّهِ ؛

Wahai Abu Ja’far, wahai Muhammad bin Ali, wahai at-Taqî al-Jawwâd, wahai putra Rasulullah,

يَا حُجَّةَ اللَّهِ عَلَى خَلْقِهِ، يَا سَيِّدَنَا وَ مَوْلاَنَا، إِنَّا تَوَجَّهْنَا وَ اسْتَشْفَعْنَا وَ تَوَسَّلْنَا بِكَ إِلَى اللَّهِ وَ قَدَّمْنَاكَ بَيْنَ يَدَيْ حَاجَاتِنَا، يَا وَجِيْهًا عِنْدَ اللَّهِ اشْفَعْ لَنَا عِنْدَ اللَّهِ ؛

Wahai hujjah Allah atas makhluk-Nya, wahai junjungan dan pemimpin kami, sesungguhnya kami menghadap, meminta syafaat, dan bertawassul denganmu kepada Allah, serta mengedepankanmu demi terkabulnya hajat-hajat kami, wahai yang terpandang di sisi Allah, karuniakanlah syafaat kepada kami di sisi Allah; 

يَا أَبَا الْحَسَنِ، يَا عَلِيَّ بْنَ مُحَمَّدٍ، أَيُّهَا الْهَادِي النَّقِيُّ، يَا ابْنَ رَّسُوْلِ اللَّهِ ؛

Wahai Abul Hasan, wahai Ali bin Muhammad, wahai al-Hâdî an-Naqî, wahai putra Rasulullah,

يَا حُجَّةَ اللَّهِ عَلَى خَلْقِهِ، يَا سَيِّدَنَا وَ مَوْلاَنَا، إِنَّا تَوَجَّهْنَا وَ اسْتَشْفَعْنَا وَ تَوَسَّلْنَا بِكَ إِلَى اللَّهِ وَ قَدَّمْنَاكَ بَيْنَ يَدَيْ حَاجَاتِنَا، يَا وَجِيْهًا عِنْدَ اللَّهِ اشْفَعْ لَنَا عِنْدَ اللَّهِ ؛

Wahai hujjah Allah atas makhluk-Nya, wahai junjungan dan pemimpin kami, sesungguhnya kami menghadap, meminta syafaat, dan bertawassul denganmu kepada Allah, serta mengedepankanmu demi terkabulnya hajat-hajat kami, wahai yang terpandang di sisi Allah, karuniakanlah syafaat kepada kami di sisi Allah; 

يَا أَبَا مُحَمَّدٍ، يَا حَسَنَ بْنَ عَلِيٍّ، أَيُّهَا الزَّكِيُّ الْعَسْكَرِيُّ، يَا ابْنَ رَّسُوْلِ اللَّهِ ؛

Wahai Abu Muhammad, wahai Hasan bin Ali, wahai az-Zakî al-‘Askarî, wahai putraRasulullah,

يَا حُجَّةَ اللَّهِ عَلَى خَلْقِهِ، يَا سَيِّدَنَا وَ مَوْلاَنَا، إِنَّا تَوَجَّهْنَا وَ اسْتَشْفَعْنَا وَ تَوَسَّلْنَا بِكَ إِلَى اللَّهِ وَ قَدَّمْنَاكَ بَيْنَ يَدَيْ حَاجَاتِنَا، يَا وَجِيْهًا عِنْدَ اللَّهِ اشْفَعْ لَنَا عِنْدَ اللَّهِ ؛

Wahai hujjah Allah atas makhluk-Nya, wahai junjungan dan pemimpin kami, sesungguhnya kami menghadap, meminta syafaat, dan bertawassul denganmu kepada Allah, serta mengedepankanmu demi terkabulnya hajat-hajat kami, wahai yang terpandang di sisi Allah, karuniakanlah syafaat kepada kami di sisi Allah; 

 يَا وَصِيَّ الْحَسَنِ وَ الْخَلَفَ الْحُجَّةَ، أَيُّهَا الْقَائِمُ الْمُنْتَظَرُ الْمَهْدِيُّ، يَا ابْنَ رَّسُوْلِ اللَّهِ ؛

Wahai Washî al-Hasan, wahai pengganti yang hujjah, wahai pemimpin yang dinanti (kedatangannya), al-Mahdi, wahai putra Rasulullah,

يَا حُجَّةَ اللَّهِ عَلَى خَلْقِهِ، يَا سَيِّدَنَا وَ مَوْلاَنَا، إِنَّا تَوَجَّهْنَا وَ اسْتَشْفَعْنَا وَ تَوَسَّلْنَا بِكَ إِلَى اللَّهِ وَ قَدَّمْنَاكَ بَيْنَ يَدَيْ حَاجَاتِنَا، يَا وَجِيْهًا عِنْدَ اللَّهِ اشْفَعْ لَنَا عِنْدَ اللَّهِ ؛

Wahai hujjah Allah atas makhluk-Nya, wahai junjungan dan pemimpin kami, sesungguhnya kami menghadap, meminta syafaat, dan bertawassul denganmu kepada Allah, serta mengedepankanmu demi terkabulnya hajat-hajat kami, wahai yang terpandang di sisi Allah, karuniakanlah syafaat kepada kami di sisi Allah; 

( Kemudian, mintalah hajat-hajat Anda. Semua hajat tersebut akan dikabulkan insyâ-Allah. Dalam sebuah hadis dianjurkan untuk membaca doa berikut setelah membaca doa Tawassul di atas. )

يَا سَادَتِيْ وَ مَوَالِيَّ، إِنِّيْ تَوَجَّهْتُ بِكُمْ أَئِمَّتِيْ وَ عُدَّتِيْ لِيَوْمِ فَقْرِيْ وَ حَاجَتِيْ إِلَى اللَّهِ

Wahai junjungan dan pemimpin-pemimpinku, sesungguhnya aku menghadap kepada Allah dengan (perantara) kalian para imamku dan bekalku di saat kepapaan dan keperluanku,

وَ تَوَسَّلْتُ بِكُمْ إِلَى اللَّهِ وَ اسْتَشْفَعْتُ بِكُمْ إِلَى اللَّهِ، فَاشْفَعُوْا لِيْ عِنْدَ اللَّهِ، وَ اسْتَنْقِذُوْنِيْ مِنْ ذُنُوْبِيْ عِنْدَ اللَّهِ ؛

dan aku bertawassul dengan kalian kepada Allah, dan memohon syafaat kepada Allah melalui perantara kalian. Maka, karuniakanlah syafaat kepadaku di sisi Allah dan selamatkanlah aku dari jeratan dosa-dosaku di sisi Allah,

فَإِنَّكُمْ وَسِيْلَتِيْ إِلَى اللَّهِ، وَ بِحُبِّكُمْ وَ بِقُرْبِكُمْ أَرْجُوْ نَجَاةً مِنَ اللَّهِ، فَكُوْنُوْا عِنْدَ اللَّهِ رَجَائِيْ

 karena kalianlah perantaraku kepada Allah, dan hanya dengan kecintaan kepada kalian serta kedekatan kepada kalian aku memohon keselamatan kepada Allah. Oleh karena itu, jadilah kalian tumpuan harapanku di sisi Allah,

، يَا سَادَتِيْ، يَا أَوْلِيَاءَ اللَّهِ، صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِمْ أَجْمَعِيْنَ وَ لَعَنَ اللَّهُ أَعْدَاءَ اللَّهِ ظَالِمِيْهِمْ مِنَ الْأَوَّلِيْنَ وَ الْآخِرِيْنَ، آمِينَ رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

wahai pemimpin-pemimpinku, wahai kekasih-kekasih Allah. Semoga Allah senantiasa mencurahkan shalawat atas mereka semua dan melaknat para musuh Allah, yaitu orang-orang yang menzalimi mereka dari yang pertama hingga yang terakhir. Amin, ya Rabbal ‘Âlamîn.

Psikoterapi : Logotherapy

Tokoh logoterapi adalah Viktor Emil Frankl. Ia menekankan pentingnya kemauan akan arti. logoterapi adalah penggunaan teknik-teknik menyembuhkan dan mengurangi atau meringankan suatu penyakit melalui penemuan makna hidup.Prinsip utama dari logoterapi ini adalah mencari makna dalam hidup. Sedangkan konsep dasar logoterapi adalah kebebasan, berkeinginan, keinginan akan makna, dan makna hidup.

  1. Konsep utama

Logoterapi berasal  dari kata Yunani logos yang mengandung dwiarti. Pertama, logos berarti “spirit” (semangat) yaitu suatu dimensi terdalam dari seorang manusia, dan arti ini antropologis dari pada teologis. Kedua adalah ‘meaning’ yaitu nilai hidup sebagai seorang manusia. Logoterapi adalah sebuah teori yang berorientasi unutk menemukan arti, suatu arti dalam dan bagi eksistensi manusia.

Logoterapi merupakan corak psikologi yang dilandasi oleh filsafat hidup dan wawasan mengenai manusia yang mengakui adanya dimensi kerohanian, disamping dimensi ragawi dan dimensi kejiwaan (termasuk dimensi sosial). Tiga konsep fundamental yang perlu diketahui dalam hubugan dengan logoterapi,antara lain:

Freedom of will (bebas dari kemauan)

Kebebasan yang dimaksud disini adalah suatu kebebasan untuk tetap berdiri/tegak apapun kondisi yang dialami manusia. Manusia bebas unutk menentukan sikapnya menghadapi keadaan sekitarnya, bebas membuat rencana diluar kecenderungan somatik dan komponen-komponen psikisnya. Bebas dari kemauan tidak berarti bebas dari kondisi-kondisi biologis, fisik, sosiologis dan psikologis. Tapi lebih merupakan bebas untuk mengambil sikap bukan hanya mnghadapi dunia, tetapi juga menghadapi diri sendiri.

Will to meaning

Yaitu suatu kemauan untuk menemukan arti hidupnya. Will to meaning merupakan suatu dorongan dasar yang berjuang untuk mencapai arti hidup yang lebih tinggi dan merupakan suatu dorongan yang mengendalikan manusia untuk menemukan arti dalam hidupnya. Will to meaning muncul dari keinginan pembawaan dasar manusia untuk memberikan sedapat mungkin nilai bagi dirinya, untukmengaktualisasikan sebanyak mungkin nilai-nilai hidup mausia dalam dirinya.

The meaning of life

Yaitu arti hidup bagi seorang manusia. Arti hidup yang dimaksudkan disini adalah arti hidup yang bukan untuk dipertanyakan, tetapi untuk direspon, karena kita semua bertanggungjawab untuk suatu hidup. Respons yang diberikan bukan dalam bentuk kata-kata tapi dalam bentuk tindakan, dengan melakukannya.

meaning-vs-success-mindset.jpg

  1. Tokoh

Tokoh pada pendekatan logoterapi adalah Viktor E.Frankl

6Sc66B6.jpg

  1. Tujuan Logoterapi

Agar setiap pribadi memahami adanya potensi yang secara universal ada pada setiap orang, menyadari bahwa sumber-sumber dari potensi tersebut sering ditekan atau diabaikan bahkan teradang terlupakan dan memanfaatkan potensi-potensi tersebut untuk bangkit kembali dari penderitaan untuk mampu tegak kokoh menghadapi berbagai kendala dan meraihkualitas hidup yang lebih bermakna.

  1. Teknik-teknik Logoterapi

Intensi paradoksikal

Teknik dimana pasien diajak melakukan sesuatu yang paradoks dengan sikap pasien terhadap situasi yang dialami disebut teknik intensi paradoksikal (paradoxical intentuon), yakni teknik mendekati dan mengejek sesuatu (gejala) dan bukan menghindari atau melawannya. Landasan dari teknik ini adalah kesangguan manusia untuk bebas bersikap dan mengambil jarak terhadap dirinya sendiri. Mengambil jarak terhadap dirinya sendiri berarti melampaui diri sendiri, dan inilah yang dinamakan humor. Frankl mengemukakan bahwa humor terhadap diri sendiri atau menertawakan gejala-gejalanya sendiri bagi individu memiliki pengaruh kuratif.

Derefleksi

Memanfaatkan kemampuan transendensi diri yang ada pada manusia. Teknik ini mencoba untuk mengalihkan perhatian berlebihan ini pada suatu hal diluar individu yang lebih positif. Dengan teknik ini individu diusahakan untuk membebaskan diri dan tak memperhatikan lagi  kondisi yang tidak nyaman untuk kemudian lebih mencurahkan perhatian kepada hal-hal lain yang lebih positif dan bermanfaat.

Bimbingan rohani

Yaitu suatu metode yang khusus digunakan untuk kasus dimana seseorang berada pada permasalahan berat atau tidak dapat terhindarkan. Selain itu pada suatu keadaan yang tidak dapat dirubahnya dan tidak mampu lagi berbuat selain menghadapinya. Pada metode ini , individu didiorong untuk merealisasikan nilai-nilai dengan menunjukan sikap positif terhadap penderitanya dalam rangka menemukan makna dibalik penderitaan tersebut.

Pedoman Pelaksanaan Logoterapi
a. Sesi 1 : Mengidentifikasi perubahan dan masalah yang dialami klien
Sesi ini diawali dengan membina hubungan yang baik dan nyaman antara terapis dan klien. Pada tahap ini terapis memperkenalkan diri, menanyakan perasaan klien, menjelaskan tujuan serta manfaat dari logoterapi. Sesi ini bertujuan untuk mengidentifikasi perubahan yang terjadi selama klien menderita masalah yang dihadapi.
b. Sesi 2 : Mengidentifikasi reaksi dan cara mengatasi masalah
Pada sesi ini klien diminta untuk mengungkapkan reaksi atau respon terhadap masalah yang dialami oleh klien. Adapun respon tersebut meliputi respon fisiologi, perilaku, afektif, dan kognitif. Terapis menanyakan kepada klien cara yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut, bagaimana hasilnya serta mengidentifikasi masalah yang belum teratasi.
c. Sesi 3 : Teknik medical ministry
Pada sesi ketiga ini terapis membantu masalah klien dan mendiskusikannya melalui teknik medical ministry. Pada sesi ini terapis membantu merealisasikan nilai-nilai bersikap (the attitude values) sebagai salah satu sumber dalam menemukan makna hidupnya. Teknik pendalaman nilai-nilai bersikap yaitu merenungkan penderitaan yang pernah dialami oleh klien, dengan : mengingat kembali suatu penderitaan yang pernah dialami pada waktu lalu, bagaimanakah perasaan waktu lalu, bagaimanakah cara mengatasinya, bagaimanakah perasaan kita sekarang atas pengalaman tersebut, pelajaran apa yang kita peroleh dan hikmah apa yang ada dibalik penderitaan ini. Selain itu klien juga diminta untuk menghubungi kenalan yang pernah mengalami penderitaan yang sama dan telah berhasil mengatasinya, menanyakan pelajaran dan hikmah apa yang diperolehnya dari peristiwa itu, selanjutnya membandingkan dengan keadaan sekarang.
d. Sesi 4 : Evaluasi
Evaluasi ini bertujuan untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan logoterapi melalui teknik medical ministry, menemukan makna hidup yang klien dapatkan dan mampu menerima perpisahan (kenyataan). Terapis mendiskusikan bersama klien yang sudah dan belum teratasi. Pada akhir sesi ini, terapis mendiskusikan rencana tindak lanjut dari masalah yang belum teratasi.
Guidelines.jpg
Contoh Kasus
 
 Penyakit Hipertensi adalah penyakit yang menyerang pembuluh darah dan akan mengakibatkan tekanan darah didalam tubuh seseorang menjadi naik secara drastis, orang yang mengalami sakit hipertensi jika sudah tidak terkontrol akan menyebabkan stroke bahkan bisa menyebabkan resiko kematian yang tinggi. Seperti dilansir oleh Tribunnews.com pada tahun 2014, Guru Besar Departemen Penyakit Dalam FKUI Prof.Dr.dr. Suhardjono, mengatakan masyarakat tidak boleh menyepelekan penyakit hipertensi. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, prevelansi penyakit hipertensi di Indonesia termasuk tinggi yaitu sebesar 12,8 persen. Ini menandakan penyakit hipertensi belum mendapat perhatian lebih dari masyarakat. Pencegahan hipertensi dapat dimulai dengan memeriksakan tekanan darah secara rutin. Tekanan darah yang normal bagi orang dewasa yaitu 120/80 mm/HG atau di bawah 14/90. Sementara di bawah kisaran 150/90 mm/HG bagi lanjut usia (di atas 60 tahun). Adapun penyebab hipertensi diantaranya, perubahan pola hidup dan konsumsi, kurang olahraga, usia, kolestrol, obesitas (kegemukan), stres, rokok, dan kafein. Maka dari itu, terapi yang cocok untuk penyembuhan penyakit hipertensi adalah menggunakan Logoterapi, yaitu percaya bahwa perjuangan untuk menemukan makna hidup dalam hidup seseorang merupakan motivator utama orang tersebut.

Sumber:

  1. Naisaban, L. (2000). Para psikolog termuka dunia. Jakarta: Grasindo
  2. Semiun, Y. (2006).  Kesehatan mental 3. Yogyakarta: Kanisius
  3. Bastaman.2007.Logoterapi Psikologi Untuk Menemukan Makna Hidup dan Meraih Hidup Bermakna.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.
  4. Fatimah, A. (2009). Pengaruh logoterapi terhadap hipertensi pada pasien lanjut usia. Jurnal Kedokteran Indonesia. Vol. 1, No. 2, 146-153.
  5. Uswatun, H. (2013). Konseling logoterapi untuk meningkatkan kebermaknaan hidup lansia. Jurnal Sains dan Praktik Psikologi. Vol. 1, No. 2, 190-198.
  6. Gerald Corey. (2007). Teori dan Praktek Konseling. Bandung: PT Refika Aditama

Psikoterapi : Person Centered Therapy

PERSON CENTERED THERAPY

Melalui bukunya yang lain yang juga terkenal yang berjudul: On Becoming a Person: A Therapist’s View of Psychotherapy, pada tahun 1961, dan perkembangan lebih lanjut dari teknik konseling yang diperkenalkannya kemudian istilah client-centered approach berubah menjadi person-centered approach. Pada “client centered” memusatkan pada tangguang jawab klien terhadap perkembangan dirinya sendiri dan pada “person-centered” perhatian tertuju pada segi pemanusiaan dari klien dalam proses konseling.

Person Centered Therapy didasarkan pada falsafah sifat naluri manusia yang menegaskan adanya usaha untuk beraktualisasi diri. Selanjutnya, pandangan Rogers tentang sifat naluri manusia adalah fenomenologis, yaitu kita membentuk diri sendiri sesuai dengan persepsi kita tentang realitas. Kita dimotifasi untuk mengaktulisasikan diri kita sendiri dalam lingkup prsepsi kita akan realitas.

Teori Rogers bertumpu pada suatu asumsi bahwa klien bisa memahami faktor dalam hidup mereka yang menjadikan mereka tidak bahagia. Mereka juga memiliki kapasitas untuk mengarahkan diri mereka sendiri dan mengadakan perubahan pribadi yang konstruktif. Perubahan bisa terjadi apabila terapis yang kongguren mampu bersama klien menciptakan sutau hubungan yang bercirikan keikhlasan, penerimaan dan pemahaman empati. Konseling terapeutik didasari hubungan saya/Anda atau dari orang ke orang, dalam suasana penerimaan di mana klien membuang pembelaan diri yang kaku dan mau menerima dan mengintegrasikan aspek yang selama ini mereka ingkari atau mereka porak porandakan.

Pendekatan Person Centered Therapy menekankan hubungan pribadi antara klien dan terapis, sikap terapis lebih bersikap kritis dibandingkan dengan pengetahuan, teori atau teknik. Pendekatan ini memberikan pertangungjawaban utama pada pengarahan terai pada klien. Klien dikonformasikan pada kesempatan untuk menentukan sendiri dan berkompromi dengan kekuatan dirinya sendiri.

34422f7d190fab6ea9207a61afddcfaa.jpg

  1. Konsep Dasar Pandangan Carl Rogers Tentang Perilaku / Kepribadian

Carl Rogers adalah psikolog humanistik kebangsaan Amerika yang berfokus pada hubungan tarapeutik dan mengembangkan metode baru terapi berpusat pada klien. Rogers adalah salah satu individu yang pertama kali menggunakan istilah klien bukan pasien. Terapi berpusat pada klien berfkous pada peran klien, bukan ahli terapi, sebagai proses kunci penyembuhan. Rogers yakin bahwa setiap orang menjalani hidup di dunia secara berbeda dan mengetahui pengalaman terbaiknya. Menurut Rogers, klien benar – benar “berupaya untuk sembuh” dan dalam hubungan ahli terapi – klien yang suportif dan saling menghargai, klien dapat menyembuhkan dirinya sendiri. Klien berada di posisi terbaik untuk mengetahui pengalamannya sendiri dan memahami pengalamannya tersebut. Untuk memperoleh harga dirinya dan mencapai aktualisasi diri tersebut.

Konsep Carl Rogers tentang kepribadian

Berbagai istilah dan konsep yang muncul dalam penyajian teori Rogers mengenai kepribadian dan perilaku yang sering memiliki arti yang unik dan khas dalam orientasi sebagai berikut :

  1. Pengalaman

Pengalaman mengacu pada dunia pribadi individu. Setiap saat, sebagian dari hal ini terkait akan kesadaran. Misalnya, kita merasakan tekanan pena terhadap jari – jari kita seperti yang kita tulis. Beberapa mungkin sulit untuk membawa ke dalam kesadaran, seperti ide, “Aku orang yang agresif”. Sementara kesadaran masyarakat yang sebenarnya dari total lapangan pengalaman mereka mungkin terbatas, setiap individu adalah satu – satunya yang bisa tahu itu seluruhnya.

  1. Realitas

Untuk tujuan psikologis, realitas pada dasarnya adalah dunia pribadi dari persepsi individu, meskipun untuk tujuan sosial realitas terdiri dari orang – orang yang memiliki persepsi tingkat tinggi kesamaan antara berbagai individu. Dua orang akan setuju pada kenyataan bahwa orang tertentu adalah politisi. Satu melihat dirinya sebagai seorang wanita baik yang ingin membantu orang dan berdasarkan kenyataan orang menilai untuk dirinya. Kenyataannya orang lain adalah bahwa politisi menyisihkan uang untuk rakyat dalam memiliki tujuan untuk memenangi hati dari rakyat. Oleh karena itu orang ini memberi suara padanya (wanita). Dalam terapi, di sebut sebagai merubah perasaan dan merubah persepsi.

  1. Organisme Bereaksi sebagai Terorganisir yang utuh

Seseorang mungkin lapar, tetapi karena harus menyelesaikan laporan. Maka, orang tersebut akan melewatkan makan siang. Dalam psikoterapi, klien sering menjadi lebih jelas tentang apa yang lebih penting bagi mereka. Sehingga perubahan perilaku di arahkan dalam tujuan untuk di klasifikasikan. Seorang politisi dapat memutuskan untuk tidak mrncalonkan diri untuk mendapatkan jabatan karena ia memutuskan bahwa kehidupan keluarganya lebih penting dari pada mencalonkan diri sebagai pejabat.

  1. Organisme mengaktualisasi kecenderungan (The Organism Actualizing Tendency)

Ini adalah prinsip utama dalam tulisan – tulisan dari Kurt Goldstein, Hobart Mowrer, Harry Stack Sullivan, Karen Horney, dan Andras Angyai. Untuk nama hanya beberapa. Perjuangan untuk mengajarkan anak dalam belajar jalan adalah sebuah contoh. Ini adalah keyakinan Rogers dan keyakinan sebagaian besar teori kepribadian yang lain. Di beri pilihan bebas dan tidak adanya kekuatan eksternal. Individu lebih memilih untuk menjadi sehat daripada sakit, untuk menjadi independen dari pada bergantung. Dan secara umum untuk mendorong pengembangan optimal dari organisme total.

  1. Frame Internal Referensi

Ini adalah bidang persepsi individu. Ini adalah cara dunia muncul dan sebuah makna yang melekat pada pengalaman dan melibatkan perasaaan. Dari titik orang memiliki pusat pandangan. Kerangka acuan internal memberikan pemahamana sepenuhnya tentang mengapa orang berperilaku seperti yang mereka lakukan. Hal ini harus di bedakan dari penilaian eksternal perilaku, sikap, dan kepribadian.

  1. Konsep Diri

Istilah – istilah mengacu pada gesalt, terorganisir konsisten, konseptual terdiri dari persepsi karakteristik “I” atau “saya” dan persepsi tentang hubungan dari “I” atau “Aku” kepada orang lain dan berbagai aspek kehidupan, bersama dengan nilai – nilai yang melekat pada persepsi ini. Menurut Gesalt kesadaran merupakan cairan dan proses perubahan.

  1. Symbolization

Ini adalah proses di mana individu menjadi sadar. Ada kecenderungan untuk menolak simbolisasi untuk pengalaman berbeda dengan konsep dirinya. Misalnya, orang – orang menganggap dirinya benar akan cenderung menolak simbolisasi tindakan berbohong. Pengalaman ambigu cenderung di lambangkan dengan cara yang konsisten dengan konsep diri. Seorang pembicara kurang percaya diri dapat di lambangkan khalayak diam sebagai terkesan, orang yang percaya diri dapat melambangkan sebuah kelompok yang penuh perhatian dan tertarik.

  1. Penyesuaian Psikologis & Ketidakmampuan Menyesuaikan diri

Hal ini mengacu pada konsistensi, atau kurangnya konsistensi, antara pengalaman individu sensorik dan konsep diri. Sebuah konsep diri yang mencakup unsur – unsur kelemahan dan ketidaksempurnaan memfasilitasi simbolisasi dari pengalaman kegagalan. Kebutuhan untuk menolak atau mendistorsi pengalaman seperti tidak ada dan karena itu menumbuhkan kondisi penyesuaian psikologis.

  1. Organismic Valuing Process

Ini adalah proses yang berkelanjutan di mana individu bebas bergantung pada bukti indra mereka sendiri untuk membuat penilaian. Hal ini yang berbeda dengan sistem fixed menilai intrijected di tandai dengan “kewajiban” dan “keharusan” dan juga dengan apa yang seharusnya benar / salah. Proses menilai organismic konsisten dengan hipotesis.

  1. The Fully Functioning Person

Rogers mendefinisikan mereka yang bergantung pada Organismic valuing process seperti Fully functioning person. Dapat mengalami semua perasaan mereka, ketakutan, memungkinkan kesadaran bergerak bebas di dalam pikiran mereka dan melalui pengalaman mereka.

  1. Unsur – Unsur Terapi (Person – Centered)
  2. Peran Terapis

Menurut Rogers, peran terapis bersifat holistik, berakar pada cara mereka berada dan sikap – sikap mereka, tidak pada teknik – teknik yang di rancang agar klien melakukan sesuatu. Penelitian menunjukkan bahwa sikap – sikap terapislah yang memfasilitasi perubahan pada klien dan bukan pengetahuan, teori, atau teknik – teknik yang mereka miliki. Terapis menggunakan dirinya sendiri sebagai instrument perubahan. Fungsi mereka menciptakan iklim terapeutik yang membantu klien untuk tumbuh. Rogers, juga menulis tentang I-Thou. Terapis menyadari bahasa verbal dan nonverbal klien dan merefleksikannya kembali. Terapis dan klien tidak tahu kemana sesi akan terarah dan sasaran apa yang akan di capai. Terapis percaya bahwa klien akan mengembangkan agenda mengenai apa yang ingin di capainya. Terapis hanya fasilitator dan kesabaran adalah esensial.

  1. Tujuan Terapis

Rogers berpendapat bahwa terapis tidak boleh memaksakan tujuan – tujuan atau nilai – nilai yang di milikinya pada pasien. Fokus dari terapi adalah pasien. Terapi adalah nondirektif, yakni pasien dan bukan terapis memimpin atau mengarahkan jalannya terapi. Terapis memantulkan perasaan – perasaan yang di ungkapkan oleh pasien untuk membantunya berhubungan dengan perasaan – perasaanya yang lebih dalam dan bagian – bagian dari dirinya yang tidak di akui karena tidak diterima oleh masyarakat. Terapis memantulkan kembali atau menguraikan dengan kata – kata pa yang di ungkapkan pasien tanpa memberi penilaian.

  1. Teknik – Teknik Terapi

Untuk terapis person – centered, kualitas hubungan terapis jauh lebih penting daripada teknik. Rogers, percaya bahwa ada tiga kondisi yang perlu dan sudah cukup terapi, yaitu :

  1. Empathy
  2. Positive Regard (acceptance)
  3. Congruence

3477140_f260.jpg

Empati adalah kemampuan terapis untuk merasakan bersama dengan klien dan menyampaikan pemahaman ini kembali kepada mereka. Empati adalah usaha untuk berpikir bersama dan bukan berpikir tentang atau mereka. Rogers mengatakan bahwa penelitian yang ada makin menunjukkan bahwa empati dalam suatu hubungan mungkin adalah faktor yang paling berpengaruh dan sudah pasti merupakan salah satu faktor yang membawa perubahan dan pembelajaran.

Positive Regard yang di kenal juga sebagai akseptansi adalah geunine caring yang mendalam untuk klien sebagai pribadi – sangat menghargai klien karena keberadaannya.

Congruence / Kongruensi adalah kondisi transparan dalam hubungan tarapeutik dengan tidak memakai topeng atau pulasan – pulasan.

AcceptanceCycle.jpg

Menurut Rogers perubahan kepribadian yang positif dan signifikan hanya bisa terjadi di dalam suatu hubungan.

Source / Sumber :

Corsini, R. (2000). CURRENT PSYCHOTHERAPIES. Itasca , Illinois: F.E. PeacockPublishers.

Corey, Gerald. (2009). Teori dan Praktek dari Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT Refika Aditama.

Murad, J. (2006). Dasar – Dasar Konseling. Jakarta: Universitas Indonesia.

Abidin, Zanial (2002). Analisis Eksistensial Untuk Psikologi dan Psikiatri. Bandung: PT Refika Aditama.

Gunarsa, Singgih D. (1996). Konseling Dan Psikoterapi.Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.

Palmer, Stephen. (2010). Pengantar Konseling dan Psikoterapi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Semiun, Y. (2010). Kesehatan Mental 3. Yogyakarta: Kanisius.

Psikoterapi : Terapi Humanistik Eksistensial

Psikologi humanistik (Humanistic Psychology) di buat oleh sekelompok ahli psikologi yang pada awal tahun 1960-an bekerja sama di bawah kepemimpinan Abraham Maslow dalam mencari alternatif dari dua teori yang sangat berpengaruh atas pemikiran intelektual dalam psikologi. Kedua teori yang dimaksud adalah psikoanalisis dan behaviorisme. Maslow menyebut psikologi humanistik sebagai “kekuatan ketiga”.

Meskipun tokoh-tokoh psikologi humanistik memiliki pandangan yang berbeda-beda, tetapi mereka berpijak pada konsepsi fundamental yang sama mengenai manusia, yang berakar pada salah satu aliran filsafat modern, yaitu eksistensialisme. Eksistensialisme adalah hal yang mengada-dalam dunia (being-in-the-world) dan menyadari penuh akan keberadaannya (Koeswara, 1986 : 113). Eksistensialisme menolak paham yang menempatkan manusia semata-mata sebagai hasil bawaan ataupun lingkungan. Sebaliknya, para filsuf eksistensialis percaya bahwa setiap individu memiliki kebebasan untuk memilih tindakan, menentukan sendiri nasib atau wujud dari keberadaannya, serta bertanggung jawab atas pilihan dan keberadaannya, dalam hal ini “pilihan” menjadi evaluasi tertinggi dari tindakan yang akan diambil oleh seseorang.
Teori eksistensial-humanistik menekankan renungan filosofi tentang apa artinya menjadi manusia. Banyak para ahli psikologi yang berorientasi eksistensial,mengajukan argumen menentang pembatasan studi tingkah laku pada metode-metode yang digunakan oleh ilmu alam.
Terapi eksistensial berpijak pada premis bahwa manusia tidak bisa lari dari kebebasan dan bahwa kebebasan dan tanggung jawab berkaitan. Dalam penerapan-penerapan terapeutiknya eksistensial-humanistik memusatkan perhatian pada filosofis yang melandasi terapi. Pendekatan atau teori eksistensial-humanistik menyajikan suatu landasan filosofis bagi orang berhubungan dengan sesama yang menjadi ciri khas, kebutuhan yang unik dan menjadi tujuan konselingnya, dan yang melalui implikasi-implikasi bagi usaha membantu dalam menghadapi pertanyaan-pertanyaan dasar yang menyangkut keberadaan manusia.
Pendekatan eksistensial-humanistik mengembalikan pribadi kepada fokus sentral, sentral memberikan gambaran tentang manusia pada tarafnya yang tertinggi. Ia menunjukkan bahwa manusia selalu ada dalam proses pemenjadian dan bahwa manusia secara sinambung mengaktualkan dan memenuhi potensinya. Pendekatan eksistensial secara tajam berfokus pada fakta-fakta utama keberadaan manusia – kesadaran diri dan kebebasan yang konsisten.
Pendekatan Eksistensial-humanistik berfokus pada diri manusia. Pendekatan ini mengutamakan suatu sikap yang menekankan pada pemahaman atas manusia. Pendekatan Eksistensial-Humanistik dalam konseling menggunakan sistem tehnik-tehnik yang bertujuan untuk mempengaruhi konseli. Pendekatan terapi eksistensial-humanistik bukan merupakan terapi tunggal, melainkan suatu pendekatan yang mencakup terapi-terapi yang berlainan yang kesemuanya berlandaskan konsep-konsep dan asumsi-asumsi tentang manusia.

Tokoh-tokoh dalam konseling eksistensial-humanistik yaitu, Abraham Maslow, Carl H. Rogers, Holo May, Bagental, Yourard dan Arbuckle.

KONSEP UTAMA TERAPI HUMANISTIK EKSISTENSIAL

  1. Kesadaran diri

Manusia memiliki kesanggupan untuk menyadari dirinya sendiri, suatu kesanggupan yang unik dan nyata yang memungkinkan manusia dapat berpikir dan memutuskan. Kesadaran diri membedakan manusia dengan mahluk ciptaan Tuhan lainnya. Pada hakikatnya semakin tinggi kesadaran seseorang maka semakin dia hidup sebagai pribadi. Meningkatkan kesadaran berarti meningkatkan kesanggupan seseorang untuk mengalami hidup secara penuh sebagai manusia. Peningkatan kesadaran diri yang mencakup kesadaran atas alternatif-alternatif, motivasi-motivasi, faktor-faktor yang membentuk pribadi, dan atas tujuan-tujuan pribadi.

  1. Kebebasan, tanggung jawab dan kecemasan

Kesadaran atas kebebasan dan tangung jawab bisa menimbulkan kecemasan yang menjadi bagian dasar bagi manusia. Kecemasan adalah suatu karakteristik dasar manusia yang dimana merupakan sesuatu yang patologis, sebab dia bisa menjadi suatu tenaga motivasional yang kuat untuk pertumbuhan kepribadian.

  1. Penciptaan makna

Manusia itu unik, dalam arti lain bahwa selalu berusaha untuk menemukan tujuan hidup dan menciptakan nilai-nilai yang akan memberikan makna bagi kehidupan. Manusia pada dasarnya selalu dalam pencarian makna dan identitas diri. Manusia memiliki kebutuhan untuk berhubungan dengan sesamanya dalam suatu cara yang bermakna, sebab manusia adalah mahluk yang rasional dan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.

TUJUAN TERAPI HUMANISTIK

  1. Menyajikan kondisi-kondisi untuk memaksimalkan kesadaran diri dan pertumbuhan hidup manusia.
  2. Menghapus penghambat-penghambat aktualisasi potensi pribadi pada diri seseorang.
  3. Membantu klien agar mampu menghadapi kecemasan sehubungan dengan tindakan memilih diri, dan menerima kenyataan bahwa dirinya lebih dari sekedar korban kekuatan-kekuatan deterministik di luar dirinya sendiri.
  4. Membantu klien menemukan dan menggunakan kebebasan memilih dan memperluas kesadaran dirinya.
  5. Membantu klien agar bebas dan bertanggung jawab atas arah kehidupannya sendiri.

FUNGSI DAN PERAN TERAPIS

Terapis di dalam terapi humanistik eksistensial memiliki tugas yang paling utama, yaitu berusaha agar dapat mengerti pasien sebagai sesuatu yang ada di dalam dunia. Dimana tekhnik yang digunakan selalu mendahului suatu pengertian yang mendalam terhadap pasiennya. Prosedur yang digunakan bisa bervariasi tidak hanya dari klien yang satu ke klien yang lain tapi juga dari satu fase ke fase terapi yang dijalani oleh klien yang sama.

PROSEDUR DAN TEKHNIK TERAPI HUMANISTIK

  1. Kapasitas Untuk Sadar Akan Dirinya : Implikasi Konseling.

Meningkatkan kesadaran diri, yang mencakup kesadaran akan adanya alternatif, motivasi, faktor yang mempengaruhi seseorang dan tujuan hidup pribadi seseorang, merupakan sasaran dari semua konseling yaitu tugas terapis untuk menunjukkan kepada klien bahwa peningkatan kesadaran memerlukan imbalan.

  1. Kebebasan dan Tanggung Jawab : Implikasi Konseling.

Terapi eksistensial terus-menerus mengarahkan terfokus pada pertanggungjawaban klien atas situasi Mereka. Mereka tidak membiarkan klien menyalahkan orang lain, menyalahkan kekuatan dari luar. Apabila klien tidak mau mengakui dan menerima pertanggungjawaban bahwa sebenarnya mereka sendirilah yang menciptakan situasi yang ada, maka sedikit saja motivasi mereka untuk ikut terlibat dalam usaha perubahan pribadi. Terapis membantu klien dalam menemukan betapa mereka telah menghindari kebebasan dan membangkitkan semangat mereka untuk belajar mengambil resiko dengan menggunakan kebebasan yang ada. Kalau tidak berbuat seperti itu berarti klien tidak mampu berjalan dan secara neurotik menjadi ketergantungan pada terapis. Terapis perlu mengajarkan klien bahwa secara eksplisit mereka menerima fakta bahwa mereka memiliki pilihan, meskipun mereka mungkin selama hidupnya selalu berusaha untuk menghindari dari smeua pilihan itu sendiri.

  1. Usaha Untuk Mendapatkan Identitas dan Bisa Berhubungan Dengan Orang Lain : Implikasi Konseling.

Menantang klien untuk mau memulai meneliti cara dimana mereka telah kehilangan sentuhan identitas mereka, terutama dengan jalan membiarkan orang lain memolakan hidup bagi mereka. Proses terapi itu sendiri sering menakutkan bagi klien dimana pada saat itu mereka melihat kenyataan bahwa mereka telah menyerahkan kebebasan mereka kepada orang lain dan bahwa dalam hubungan terapi mereka terpaksa menerima kembali. Dengan jalan menolak untuk memberikan penyelesaian atau jawaban yang mudah maka terapis memaksa klien berkonfrontasi dengan realitas yang hanya mereka sendiri yang harus bisa menemukan jawaban mereka sendiri dan dalam diri mereka sendiri.

  1. Pencarian Makna : Implikasi Konseling.

Kondisi yang tumbuh dari perasaan ketidaksempurnaan atau kesadaran akan kenyataan bahwa orang ternyata tidak menjadi siapa dia seharusnya. Ini adalah kesadaran bahwa tindakan serta pilihan sesorang mengungkapkan kurang dari potensi sepenuhnya yang dimilikinya sebagai pribadi. dimana orang mengabaikan potensi-potensi tertentu yang dimiliki, maka tentu ada perasaan kesalahan eksistensial ini. Beban kesalahan ini tidak dipandang sebagai neurotik, juga bukan sebagai gejala yang memerlukan penyembuhan. Yang dilakukan oleh terapis eksistensial adalah menggalinya untk mengetahui apa yang bisa dipelajari klien tentang cara mereka menjalani kehidupan. Dan ini bisa digunakan untuk menantang kehadiran makna dan arah hidup.

  1. Kecemasan Sebagai Kondisi Dalam Hidup : Implikasi Konseling.

Kecemasan adalah materi dalam sesi terapi produktif. jika klien tidak mengalami kecemasan maka motivasi untuk mengalami perubahan menjadi rendah. maka terapis yang berorientasi eksistensial dapat menolong klien mengenali bahwa belajar bagaimana bertenggang rasa dengan keragu-raguan dan ketidakpastian dan bagaimana caranya hidup tanpa ditopang bisa merupakan tahap yang perlu dialami daam perjalanan dari hidup yang serba tergantung kea lam kehidupan sebagai manusia yang lebih autonom. Terapis dan klien dapat menggali kemungkinan yang ada, yaitu bahwa melepaskan diri dari pola yang tidak sehat dan membangun gaya hidup baru bisa disertai dari pola yang tidak sehat dan membangun gaya hidup baru bisa berkurang pada saat klien mengalami hal-hal yang ebih memuaskan dengan cara-cara hidup yang lebih baru.

  1. Kesadaran Akan Maut dan Ketiadaan : Implikasi Konseling.

Latihan dapat memobilisasikan klien untuk secara sungguh-sungguh memantapkan waktu yang masih mereka miliki, dan ini bisa mengubah mereka untuk mau menerima kemungkinan bahwa mereka bisa menerima keberadaannya sebagai mayat hidup sebagai pengganti kehidupan yang lebih bermakna.

TAHAP PELAKSANAAN TERAPI HUMANISTIK EKSISTENSIAL

  1. Tahap pendahuluan

Konselor mambantu klien dalam mengidentifikasi dan mengklarifikasikan asumsi mereka terhadap dunia. Klien diajak mendgartikan cara pandang agar eksistensi mereka diterima. Konselor mengajarkan mereka bercemin pada eksistensial mereka dan meneliti peran mereka dalam hal penciptaan masalah dalam kehidupan mereka.

  1. Tahap pertengahan

Klien di motivasi agar bersemangat untuk lebih dalam meneliti sumber dan otoritas dan sistem mereka. Semangat ini akan memberikan klien pemahaman baru dan restrukturisasi nilai dan sikap mereka untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan dianggap pantas oleh klien.

  1. Tahap akhir

Berfokus untuk bisa melaksanakan apa yang telah mereka pelajari tentang diri mereka. Klien di motivasi agar dapat mengaplikasikan nilai barunya dengan jalan yang lengkap. Klien biasanya akan menemukan kekuatan untuk menjalani eksistensi kehidupannya yang memiliki tujuan. Dalam perspektif eksistensial, teknik sendiri dipandang alat untuk membuat klien sadar akan pilihan mereka, serta bertanggungjawab atas penggunaan kebebasan pribadinya sendiri.

KELEMAHAN DAN KELEBIHAN TEORI EKSISTENSIAL-HUMANISTIK

Kelebihan

–     Teknik ini dapat digunakan bagi klien yang mengalami kekurangan dalam perkembangan dan kepercayaan diri.

–     Adanya kebebasan klien untuk mengambil keputusan sendiri.

–     Memanusiakan manusia.

–     Bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, analisis terhadap fenomena sosial.

–     Pendekatan terapi eksistensial lebih cocok digunakan pada perkembangan klien seperti masalah karier, kegagalan dalam perkawinan, pengucilan dalam pergaulan ataupun masa transisi dalam perkembangan dari remaja menjadi dewasa

Kelemahan Eksistensial-Humanistik

–     Dalam metodologi, bahasa dan konsepnya yang mistikal

–     Dalam pelaksanaannya tidak memiliki teknik yang tegas.

–     Terlalu percaya pada kemampuan klien dalam mengatasi masalahnya (keputusan ditentukan oleh klien sendiri)

–     Memakan waktu lama.

Sumber

Corey, Gerald. 2007. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT Refika Aditama.

Abidin, Zaenal. (2007). Analisis Eksistensial. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Semiun,Yustinus.(2006). Kesehatan mental 3. Kanisius: Yogyakarta

Feist, Jess dan Feist, Gregory. (2010). Teori Kepribadian. New York: Salemba Humanika.

Winkel, W. S. (1987). Bimbingan dan praktek Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT. Gramedia.

Psikoterapi : Terapi Psikoanalisis

Nama : Muhammad Rafi Nugraha Putra

NPM : 1A513524

Kelas : 3PA05

TERAPI PSIKOANALISIS

Psikoanalisis adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia.

Psikoanalisis adalah sebuah model perkembangan kepribadian, filsafat tentang sifat manusia dan metode psikoterapi. Psikoanalisis berasal dari uraian tokoh psikoanalisa yaitu Sigmund Freud yang mengatakan bahwa gejala neurotic pada seseorang timbul karena tertahannya ketegangan emosi yang ada, ketegangan yang ada kaitannya dengan ingatan yang ditekan, ingatan mengenai hal-hal yang traumatic dari pengalaman seksual pada masa kecil. Selain itu, Freud juga mengatakan bahwa perilaku manusia ditentukan oleh kekuatan irasional yang tidak disadari dari dorongan biologis dan dorongan naluri psikoseksual tertentu pada masa lima tahun pertama dalam kehidupannya.

Konsep-konsep utama terapi psikoanalisis ;

  1. Struktur kepribadian
    • Id (tidak memiliki kontak yang nyata dengan dunia nyata, id berfungsi untuk memperoleh kepuasan sehingga disebut sebagai prinsip kesenangan)
    • Ego (disebut juga sebagai prinsip kenyataan. Ego berhubungan langsung dengan duni nyata, ego juga memiliki peran untuk mengambil keputusan dalam kepribadian. Ego menjadi penengah/penyeimbang antara id dan superego)
    • super ego (disebut sebagai prinsip ideal. Kepribadian yang terlalu didominasi oleh super ego akan merasa selalu bersalah, rasa inferiornya yang besar)
  2. Kesadaran & Ketidaksadaran
    • Konsep ketidaksadaran
      • mimpi yang merupakan pantulan dari kebutuhan, kenginan dan konflik yang terjadi dalam diri
      • salah ucap / lupa
      • sugesti pasca hipnotik
      • materi yang berasal dari teknik asosiasi bebas
      • materi yang berasal dari teknik proyektif
  1. Kecemasan
    • Adalah suatu keadaan tegang atau takut yang mendalam akan peristiwa yang akan terjadi/belum terjadi. Kecemasan juga timbul akibat konflik dari id, ego, dan superego. Kecemasan terdiri dari 3 jenis yaitu kecemasan neurosis yaitu cemas akibat bahaya yang belum diketahui, kecemasan moral yaitu cemas akibat konflik antara kebutuhan nyata/realistis dan perintah superego, dan yang ketiga adalah kecemasan realistis yaitu kecemasan yang terkait dengan rasa takut misalnya kecemasan akan bahaya.

Psikoanalisis memiliki tiga penerapan :

  1. suatu metoda penelitian dari pikiran.
  2. suatu ilmu pengetahuan sistematis mengenai perilaku manusia.
  3. suatu metoda perlakuan terhadap penyakit psikologis atau emosional.

Struktur kepribadian

Menurut freud, kehidupan jiwa memiliki tiga tingkatan kesadaran, yakni sadar (en:conscious), prasadar (en:preconscious), dan tak-sadar (unconscious).

Aliran psikoanalisis Freud merujuk pada suatu jenis perlakuan dimana orang yang dianalisis mengungkapkan pemikiran secara verbal, termasuk asosiasi bebas, khayalan, dan mimpi, yang menjadi sumber bagi seorang penganalisis merumuskan konflik tidak sadar yang menyebabkan gejala yang dirasakan dan permasalahan karakter pada pasien, kemudian menginterpretasikannya bagi pasien untuk menghasilkan pemahaman diri untuk pemecahan masalahnya.

Terapi Psikoanalisis

Tujuan terapi Psikoanalisis :

  1. Membentuk kembali struktur karakter individu dg jalan membuat kesadaran yg tak disadari didalam diri klien
  2. Focus pd uapaya mengalami kembali pengalaman masa anak- anak
  3. Mengungkapkan konflik-konflik yang dianggap mendasari munculnya ketakutan yang ekstrem dan reaksi menghindar yang menjadi karakteristik gangguan ini.

Peran terapis :

  1. Membantu pasien dalam mencapai kesadaran diri, kejujuran, keefektifan dalam melakukan hubungan personal dalam menangani kecemasan secara realistis.
  2. Membangun hubungan kerja dengan pasien, dengan banyak mendengar & menafsirkan.
  3. Terapis memberikan perhatian khusus pada penolakan-penolakan pasien
  4. Mendengarkan kesenjangan & pertentangan pada cerita pasien

Ciri – ciri Teknik Terapi Freud

Terapi Freud lebih berpengaruh bila dibandingkan teknik terapi yang dikembangkan oleh ahli lainnya. Teknik terapi Freud memiliki karakteristik tertentu yaitu (Boeree, 2005 : 354 -355, Alwisol, 2005: 46).

  1. Dilaksanakan dalam suasana santai

Terapi dilakukan Freud dalam suasana santai. Suasana seperti itu diciptakan Freud melalui penataan ruang, warna dinding, penca-hayaan, dst yang dibuat sedemikian rupa sehingga pasien betul-betul merasa nyaman dan betah berada di ruang tersebut.Dengan suasanasantai Freud berharap konflik-konflik yang telah ada di alam tidak sadar akan mudah muncul ke alam sadar.

  1. Klien diberi kebebasan

Dalam terapi Freud, klien dibebaskan untuk bicara apa saja, termasuk menangis, menjerit, mengumpat. Jika klien mengalami bloking atau kebuntuan Freud berusaha membantu sehingga terjadilah asosiasi antara apa yang ada dalam alam tak sadar dengan apa yang berikan oleh terapis.

  1. Waktu pelaksanaan

Pertemuan terapeutik, pertemuan antara klien dan terapis dalam psikoterapi, biasanya dilakukan 4 atau 5 kali seminggu(1 sampai 2 jam pertemuan), selama 2 sampai 3 tahun.

Fungsi & peran Terapis

Terapis / analis membiarkan dirinya anonym serta hny berbagi sedikit perasaan & pengalaman shg klien memproyeksikan dirinya kepada teapis / analis

Peran terapis

  1. Membantu klien dalam mencapai kesadaran diri, kejujuran, keefektifan dalam melakukan hub personal dlm menangani kecemasan secara realistis
  2. Membangun hub kerja dg klien, dg byk mendengar & menafsirkan
  3. Terapis memberikan perhatian khusus pada penolakan2 klien
  4. Mendengarkan kesenjangan2 & pertentangan2 pd cerita klien

Pengalaman klien dlm terapi

  1. Bersedia melibatkan diri kedalam proses terapi yg intensif & berjangka panjang
  2. Mengembangkan hub dg analis / terapis
  3. Mengalami krisis treatment
  4. Memperoleh pemahamn atas masa lampau klien yg tak disadari
  5. Mengembangkan resistensi2 untuk belajar lbh byk ttg diri sendiri
  6. Mengembangkan suatu hub transferensi yg tersingkap
  7. Memperdalam terapi
  8. Menangani resistensi2 & masalah yg terungkap
  9. Mengakhiri terapi

Hub terapis & klien

  1. Hub dikonseptualkan dalam proses tranferensi yg menjadi inti Terapi Psikoanalisis
  2. Transferensi mendorong klien untuk mengalamatkan pd terapis “ urusan yg belum selesai” yg terdapat dalam hub klien dimasa lalu dg org yg berpengaruh
  3. Sejumlah perasaan klien timbul dari konflik2 seperti percaya lawan tak percaya, cinta lawan benci
  4. Transferensi terjadi pada saat klien membangkitkan kembali konflik masa dininya yg menyangkut cinta, seksualitas, kebencian, kecemasan & dendamnya
  5. Jika analis mengembangkan pandangan yg tidak selaras yg berasal dari konflik2 sendiri, mk akan terjadi kontra transferensi
  6. Bentuk kontratransferensi

→ perasaan tdk suka / keterikatan & keterlibatan yg berlebihan

  1. Kontratransferensi dapat mengganngu kemajuan terapi

Teknik dasar Terapi Psikoanalisis

Ada beberapa teknik yang dipakai Fredu dalam psikoterapinya, yaitu asosiasi bebas, analisis mimpi, parapraxies atau Freudian slips, interpretasi, alasisis resisten, tranferensi dan pengulangan (Alwisol, 2005:46). Berikut penjelasan singkat untuk teknik-teknik tersebut :

Asosiasi bebas

Dalam asosiasi bebas klien dipersilakan mewngemukakan apa saja yang terlintas dalam isi jiwanya, tidak peduli apakah hal itu remeh, memalukan, tidak logis, ataupun kabur. Dari ungkapan kesadaran tanpa sensor ini terapis memahami masalah kliennya. Asosiasi bebas dikembangkan Freud dan diterapkan dalam psikoterapi berdasarkan tiga asumsi

(Alwisol, 2005 : 46 –47), yaitu:

1)      apa saja yang dikatakan dan dilakukan seseorang sekarang, mempunyai makna dan berhubungan dengan perkataan dan perbuatannya dimasa lalu;

2)      materi yang ada dalam ketidak sadaran berpengaruh penting terhadap tingkah laku;

3)      materi yang ada dalam ketidak sadaran dapat dibawa ke kesadaran dengan mendorong ekspresi bebas setiap kali hal itu muncul ke dalam pikiran.Menurut Freud, meskipun klien menghalangi topic tertentu dan berusaha menyembunyikannya, suatu saat terbentuk rantai aso-siasi yang membuat terapis dapat memahami konflik yang telah terjadi pada klien

Analisis mimpi

Ketika seseorang tidur control kesadaran terhadap ketidak sadaran menjadi lemah sehingga ketidak sadaran berusaha muncul keepermukaan dalam bentuk mimpi. Dengan memahami makna mimpi berarti dapat dipahami pula aspek-aspek ketidak sadaran yang berhubungan dengan konflik yang terjadi.

Freudian slips

Freudian slipsatau parapraxes adalah gejala salah ucap, salah membaca, salah dengar, salah meletakkan objek, dan tiba-tiba lupa. Bagi Freud gejala-gejala tersebut bukan bersifat kebetulan, tetapi 26 berhubungan erat dengan ketidaksadaran. Dengan menganalisis ge-jala-gejala tersebut akan terungkap gambaran mental yang ada dibaliknya.

Interpretasi

Dalam interpretasi terapis mengenalkan kepada klien makna yang tidak disadari dari pikiran perasaan, dan keingingannya.

Analisis resistensi

Resistensi adalah mekanisme pertahanan dari klein untuk tidak mengungkapkan topik tertentu kerana alasan tertentu pula. Oleh karena itu dengan menganalisis apa yang ingin disembunyikan klien akan dapat diperoleh informasi yang sangat penting berkenaan dengan masalah yang pernah dialami klien.

Tranferensi

Transferensi adalah pengungkapan isi ketidak sadaran yang tersimpan sejak masa kanak-kanak dengan memakai terapis senagai medianya

Pengulangan

Pengulangan atau working throughberupa tindakan menginterpretasi dan mengidentifikasi masalah klien, mengulang resistensi dan transferensi, pada seluruh aspek pengalaman kejiwaan.

Tindakan ini dilakukan secara berulang-ulang sampai terapis menemukan akar permasalah yang menyebabkan klien mengalami gangguan.

Kelebihan terapi psikoanalisis

Terapi ini memiliki dasar teori yang kuat dengan terapi ini terapis bisa lebih mengetahui masalah pada diri klien, karena prosesnya dimulai dari mencari tahu pengalaman-pegalaman masa lalu pada diri klien terapi ini bisa membuat klien megetahui masalah apa yang selama ini tidak disadarinya.

Kekurangan terapi psikoanalisis

Terapi ini membutuhkan waktu yang terlalu panjang, memakan banyak biaya bagi klien karena waktunya lama,bisa membuat klien menjadi jenuh sehingga diperlukan terapis yang benar-benar teratih untuk melakukan terapi.

Referensi :

Bertens, K. (2006). Psikoanalisis Sigmund Freud. Jakarta: PT Gramedia

Gunarsa, S.D. (1996). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta : Gunung Mulia

Semiun. Yustinus, OFM. (2006). Teori kepribadian dan terapi psikoanalitik freud. Yogyakarta : Kanisius