#Pinternet Psikoterapi via Internet

535426_10150818818097838_1075596741_n

Psikoterapi adalah serangkaian metode berdasarkan ilmu-ilmu psikologi yang digunakan untuk mengatasi gangguan kejiwaan atau mental seseorang. Komputer sebagai media komunikasi,yaitu komunikasi antara seseorang individu dan individu lain dilakukan melalui komputer. Teknologi online juga membuat sangat sederhana untuk berpartisipasi dalam dukungan komunitas dan kelompok. Walaupun internet dikembangkan pada tahun 1960 penelitian lain yang menunggunakan komputer untuk membiarkan individu berkomunikasi atau berbicara untuk perangkat lunak dalam program.

eliza

  • Perangkat lunak ini disebut ELIZA, adalah sebuah program perangkat lunak yang ditulis oleh Joseph Weizenbaum di 1960 untk meniru komunikasi seorang terapis, ini adalah contoh pertama dari komputer dimediasi interaksi menggunakan bentuk yang sangat sederhana dari psikoterapi.
  • E-Terapi adalah sebuah modalitas psikoterapi baru yang menyediakan klien cara mengakses seorang profesional kesehatan mental secara online. E-terapi yang sering dilakukan melalui komunikasi e-mail dengan terapis, hal ini juga dapat termasuk chat dan koferensi video, meskipun ini jarang digunakan.

eliza2

Ciri Psikoterapi:

  • Proses : Interaksi pihak, formal, profesional, legal, etis
  • Tujuan : Perubahan kondisi psikologis individu – pribadi yang positif  atau optimal (afektif, kognitif, perilaku atau kebiasaan)
  • Tindakan, berdasar :  ilmu (teori-teori), teknik, skill yang formal assessment (data yang diperoleh melalui proses assessment  wawancara, observasi, tes, dll)

Tujuan terapi (Korchin) :

  • memperkuat motivasi klien untuk melakukan hal yang benar
  • mengurangi tekanan emosional
  • mengembangkan potensi klien
  • mengubah kebiasaan
  • memodifikasi struktur kognisi
  • memperoleh pengetahuan tentang diri
  • mengembangkan kemampuan berkomunikasi & hubungan interpersonal
  • meningkatkan kemampuan mengambil keputusan
  • mengubah kondisi fisik
  • mengubah kesadaran diri.
  • mengubah lingkungan social

Dasar Psikoterapi:

Manusia pada dasarnya bisa dan mungkin untuk dipengaruhi atau diubah melalui intervensi psikologi yang direncanakan.

Terapi akan efektif jika :

  • Adanya pemulihan dalam hubungan interpersonal
  • Adanya keterampilan coping yang lebih baik – pertumbuhan personal

Perbedaan Counselling Tatap Muka dengan Internet

Counselling tatap muka
1. Konseling merupakan suatu hubungan pemberian bantuan yang melibatkan dua orang atau lebih yang saling berinteraksi (verbal dan non-verbal) dimana seseorang diantaranya yang mencari bentuan dan yang lainnya terlatih secara professional untuk memberi bantuan.
2. Kegiatan konseling dilakukan dalam setting ruangan yang sangat aman, pribadi dan tidak terlihat oleh orang lain.
3. Didalamnya terdapat keadaan yang secara nyata ditampilkan yang tidak terbatas dalam bentuk verbal (tampak) dari kedua belah pihak, seperti berpikir, berbicara dan berbagi pemikiran.
4. Pada umumnya merupakan percakapan bersahabat, hangat dan ekspresif dan secara langsung yang bertujuan untuk memberikan perubahan dalam perilaku.
 
Web Counselling
Online_Counselling_-_Psychologist_Anywhere
1. Layanan konseling melalui internet adalah suatu hubungan pemberian bantuan yang melibatkan interaksi antara dua orangatau lebih (kebanyakan berbasis teks) dari tempat atau jarak yang terpisah, dimana seseorang diantaranya mencari bantuan dan yang lainnya terlatih secara profesional untuk membantu.
2. Kegiatan konseling dilakukan dalam setting dunia maya yang mungkin saja bisa dimasuki oleh pihak ketiga maupun beresiko dibajak oleh hacker.
3. Kedua belah pihak akan berpikir dan berbagi pemikiran biasanya melalui teks. Hal ini bisa juga dilakukan secara langsung atau synchcronous (chatt, video conference dan instant messaging maupun secara virtual asynchronous (email).
4.konseling melaui internet dilakukan melalui interaksi yang kebanyakan berbasis teks, beberapa huruf berubah menjadi kode-kode atau singkatan, untuk menggambarkan emosi, yang ditunjukan dengan menggunakan emoticon.
Kelebihan dan Kekurangan Web Counselling
tumblr_ludwamus0p1qaddqs
Kelebihan
600px-311Plusle
1. Memberikan kesempatan bagi calon Konseli yang merasa kurang nyaman untuk bertemu dan berkomunikasi secara langsung dan beratap muka dengan konselor.
2. Konselor dapat mengetahui gambaran perasaan atau emosi Konseli melalui emoticon yang biasanya terintegrasi dalam aplikasi chat.
3. Melalui email yang merupakan interaksi yang dilakukan secara tidak langsung, individu diberi kesempatan untuk berpikir sebelum menulis sehingga individu dapat dengan mudah mengungkapkan perasaan yang sebenarnya melalui tulisan.
4. Berbagai transaksi data seperti informasi dan formulir bisa diberikan dan dikumpulkan secara online. Hal ini akan memudahkan proses administrasi dan penyimpanan data dan rekaman konseling.
5. Menghilangkan jarak untuk mendapatkan Konseli, keluwesan dalam perencanaan, menghemat anggaran, dan memberikan pilihan yang lebih banyak bagi Konseli.
 
Kekurangan
minun
1. Tidak adanya hubungan atau kontak secara tatap muka. Sehingga menyulitkan bagi konselor untuk melihat ekspresi wajah Konseling.
2. Tidak adanya kegiatan berbicara secara langsung, sehingga tidak memunculkan reaksi emosional yang secara langsung dapat di interpretasikan oleh konselor.
3. Tidak terjadinya interaksi secara langsung, kondisi ini membatasi konselor terhadap bahasa tubuh Konseli yang merupakan bagian dari petunjuk penunjang dalam kegiatan konseling.
4. Dilakukan diruang virtual, yang memiliki resiko keamanan online. Dalam hal ini, bukan tidak berbagai informasi mengenai data Konseli dapat disusupi oleh pihak ketiga.
5. Keterbatasan ekonomi, dimana tidak seluruh populasi target layanan memiliki akses terhadap fasilitas digital yang memungkinkan bagi mereka untuk mendapatkan layanan konseling melalui internet.
 
Etika Layanan Web Counselling
Courtland Lee, mantan presiden ACA telah menekankan, bahwa konseling melalui internet, harus dilakukan dengan cara yang etis sebagaimana yang dilakukan dalam bentuk layanan konseling lainnya (Lee: 1998 dalam Shaw & Shaw: 2006). Secara khusus NBCC (2001) dan ACA (2005) membahas mengenai pedoman dan etika dalam layanan konseling melalui internet.
Secara umum, etika dalam layanan konseling melalui internet menyangkut:
(1)pembahasan mengenai informasi mengenai kelebihan dan kekurangan dalam layanan.
(2) penggunaan bantuan teknologi dalam layanan.
(3) ketepatan bentuk layanan.
(4)akses terhadap aplikasi komputer untuk konseling jarak jauh.
(5) aspek hukum dan aturan dalam penggunaan teknologi dalam konseling.
(6) hal-hal teknis yang menyangkut teknologi dalam bisnis dan hukum jika seandainya layanan diberikan antar wilayah atau negara.
(7) berbagai persetujuan yang harus dipenuhi oleh konseli terkait dengan teknologi yang digunakan.
(8) mengenai penggunaan situs dalam memberikan layanan konseling melalui internet itu sendiri (ACA: 2005 Sek.A.12). Kedelapan hal tersebut, dapat kita kategorikan menjadi menjadi tiga bagian besar sebagaimana sebelumnya pembagian kategori yang telah dilakukan oleh NBCC (2001), yaitu mengenai :
(a) hubungan dalam konseling melalui internet.
(b) kerahasiaan dalam konseling melalui internet.
(c) aspek hukum, lisensi dan sertifikasi.

Referensi Jurnal :

D.NG, Brian and Peter. Volume 8, number 2, 2005. Addiction to the Internet and Online Gaming. CyberPsychology & Behavior

Koenig HG, Cohen HJ, Bazer DG, et al, (1992). Religious coping and depression in elderly hospitalized medically ill men, American Journal of Psychiatry, 149: 1693-1700

Moulding, Nicol. 2007. Online counselling: With particular focus on young people and support. CPHJournal.com. volume 3 issue 1. page 25-32

Ifdil. 2013. Konseling Online Sebagai Salah Satu Bentuk Pelayanan E-konseling. Multikarya Kons. Volume 1 nomor 1. Hal. 15-21

Nabilah. 2010. Pengembangan Media Layanan Konseling Melalui Internet di Perguruan Tinggi. Universitas Negeri Jakarta

#Pinternet Candu Internet

Digital-Dementia-and-Internet-Addiction

Internet addiction adalah pemakaian internet secara berlebihan yang ditandai dengan gejala-gejala klinis kecanduan, seperti keasyikan dengan objek candu, pemakaian yang lebih sering terhadap objek candu, tidak memperdulikan dampak fisik maupun psikologis pemakaian dan sebagainya. Internet Addiction sebagaimana kecanduan obat-obatan, alkohol dan judi akan mengakibatkan kegagalan akademis, menurunkan kinerja, perselisihan dalam perkawinan bahkan perceraian. (Young, 1996b:20)

Internet Addiction Disorder (IAD) atau gangguan kecanduan internet meliputi segala macam hal yang berhubungan dengan internet seperti jejaring sosial, email, pornografi, judi online, game online, chattingdan lain-lain. Jenis gangguan ini memang tidak tercantum pada manual diagnostik dan statistik gangguan mental, atau yang biasa disebut dengan DSM, namun secara bentuk dikatakan dekat dengan bentuk kecanduan akibat judi, selain itu badan himpunan psikolog di Amerika Serikat secara formal menyebutkan bahwa kecanduan ini termasuk dalam salah satu bentuk gangguan. (Herlina Siwi, 2004:2).

13-1-5

Jenis-Jenis Internet addiction berikut ini adalah sub-sub tipe dari internet addiction menurut Kimberly S. Young, et. al. (2006):

  1. Cybersexual Addiction : Individu yang secara kompulsif mengunjungi website-website khusus orang dewasa, melihat hal-hal yang berkaitan dengan seksualitas yang tersaji secara eksplisit, dan terlibat dalam pengunduhan dan distribusi gambar-gambar dan file-file khusus orang dewasa.
  2. Cyber-Relationship Addiction : Mengacu pada individu yang senang mencari teman atau relasi secara online. Individu tersebut menjadi kecanduan untuk ikut dalam layanan chat room dan seringkali menjadi terlalu-terlibat dalam hubungan pertemanan online atau terikat dalam perselingkuhan virtual.
  3. Net compulsions : Termasuk dalam sub tipe net compulsions misalnya perjudian online, belanja online, dan perdagangan online.
  4. Information Overload : Information overload mengacu pada web surfing yang bersifat kompulsif.
  5. Computer Addiction : Salah satu bentuk dari computer addiction adalah bermain game komputer yang bersifat obsesif.

Internet-Addiction (1)

Kecanduan internet pertama kali ditemukan oleh seorang ahli jiwa bernama Ivan Goldberg. Jenis kecanduan internet ada tiga yaitu; bermain games yang berlebihan, kegemaran seksual dan e-mail/pesan teks (chatting).

Sedangkan gejala-gejala kecanduan internet adalah sebagai berikut:

  1. Pikiran pecandu internet terus-menerus tertuju pada aktivitas berinternet dan sulit untuk dibelokkan ke arah lain.
  2. Adanya kecenderungan penggunaan waktu berinternet yang terus bertambah demi meraih tingkat kepuasan yang sama dengan yang pernah dirasakan sebelumnya.
  3. yang bersangkutan secara berulang gagal untuk mengontrol atau menghentikan penggunaan internet
  4. Adanya perasaan tidak nyaman, murung, atau cepat tersinggung ketika yang bersangkutan berusaha menghentikan penggunaan internet.
  5. Adanya kecenderungan untuk tetap on-line melebihi dari waktu yang ditargetkan.
  6. Penggunaan internet itu telah membawa risiko hilangnya relasi yang berarti, pekerjaan, kesempatan studi, dan karier.
  7. Penggunaan internet menyebabkan pengguna membohongi keluarga, terapis, dan orang lain untuk menyembunyikan keterlibatannya yang berlebihan dengan internet.
  8. Internet digunakan untuk melarikan diri dari masalah atau untuk meredakan perasaan-perasaan negatif seperti rasa bersalah, kecemasan, depresi, dan sebagainya.

Ada dua gejala yang senantiasa muncul dalam diri pecandu, yakni tolerance effect dan withdrawal syndrome. Yang dimaksud dengan tolerance effect adalah kecenderungan semakin bertambahnya waktu akses internet maupun semakin meningkatnya derajat konten porno, misalnya, agar pecandu memeroleh efek kenikmatan dan keterangsangan yang sama dengan sebelumnya. Sedangkan withdrawal syndrome adalah perasaan ketidaknyamanan dan kegelisahan yang sangat ketika pecandu tidak bias atau mengalami hambatan berinternet. Kedua gejala ini menjelaskan mengapa pecandu sering tidak menjadi lebih baik, malah semakin terbelenggu oleh kecanduan yang semakin dalam dari waktu ke waktu.

Internet-addiction

PENGATASAN KECANDUAN INTERNET

Karena kompleksnya permasalahan kecanduan internet, pemutusan siklus kecanduan perlu pendekatan yang bersifat multidimensional dan penanganan secara terpadu. Ada lima area pecandu yang perlu digarap, yakni aspek spiritual, pola pikir, perasaan, perilaku atau kebiasaan, dan relasi. Berikut adalah prinsip pelayanan bagi pecandu internet:

  • Pertama, langkah awal penanganan kasus kecanduan internet harus dimulai dari

pengakuan dan kerelaan pecandu untuk melepaskan kebiasaannya tersebut. Usaha apa pun yang kita lakukan niscaya akan menemui kegagalan bila pecandu internet tidak mengakui persoalannya yang berat. Untuk itu, rohaniwan atau konselor perlu melakukan pendekatan empatik dan penuh penerimaan terhadap kesulitan dan persoalan yang membelit pecandu tanpa bersikap menyalahkan.

  • Kedua, harus ada semacam ikatan kontrak dengan pecandu agar dalam suatu jangka

waktu, misalnya selama empat puluh hari, untuk tidak bersentuhan dengan internet sama sekali. Sebagai gantinya, kita melatih mereka untuk memperoleh hobi dan kebiasaan baru. Pecandu tidak boleh dibiarkan menganggur selama mereka tidak beraktivitas dengan internet agar mereka belajar mengisi waktu luang dengan cara yang baik. Kegagalan dan pelanggaran terhadap komitmen diberi ganjaran sanksi yang telah disepakati bersama.

  • Ketiga, konseling pribadi dan konseling kelompok harus diberikan secara rutin sampai

pecandu benar-benar terlepas dari kecanduannya. Konseling pribadi bermanfaat untuk menolong pecandu mengenali kecenderungan dan asal mula perasaan dan pikiran yang menjerumuskan mereka ke dalam siklus kecanduan, mengatasi pikiran dan perasaan itu, serta memperoleh pola pikir dan pengendalian perasaan yang lebih baik. Konseling kelompok diperlukan agar mereka mempelajari kembali cara berelasi yang sehat, untuk menghadapi rasa sakit akibat gesekan dalam relasi, serta untuk memberi dukungan dan saling menguatkan antar pecandu di bawah bimbingan dari seorang konselor atau terapis.

  • Keempat, pecandu yang telah terbebas harus menyadari bahwa mereka tetap memiliki

area sensitif terkait dengan penggunaan internet. Dengan demikian, mantan pecandu perlu dibekali dengan teknik penolakan dan penghindaran terhadap keterlibatan terhadap dosa dan kebiasaan buruk mereka yang dahulu.

Langkah drastis dengan mencegah pecandu mengakses internet adalah untuk menghilangkan tolerance effect dan withdrawal syndrome. Dalam hal ini, harus ada ketegasan agar efek kecanduan ini bisa lenyap setelah mereka tidak menggunakan internet dalam jangka waktu tertentu. Yang perlu dirancang juga adalah sisi pengawasan terhadap pelanggaran atau ketaatan terhadap komitmen, karena menghentikan kebohongan karena penggunaan internet juga merupakan bagian dari penanganan terhadap pecandu internet.

KESIMPULAN

Kebutuhan akan koneksi internet seolah tidak lagi terhindarkan saat ini. Dunia kerja dan pendidikan memanfaatkan internet untuk mengoptimalkan kinerja mereka. Namun, dunia internet memiliki daya tarik sekaligus godaan yang besar sehingga sebagian pengguna internet menjadi pecandu internet.

Berhadapan dengan pecandu, penolong dituntut untuk memperlihatkan sikap penerimaan terhadap pribadi mereka, namun sekaligus juga sikap tegas terhadap pergumulan yang sedang mereka hadapi. Selain itu, penanganan terhadap pecandu harus diupayakan secara multidimensional dan terpadu.

Bila pecandu telah dapat melepaskan diri dari kecanduannya, mereka tetap perlu waspada agar tidak terlibat kembali dalam kebiasaan lamanya. Persoalan mantan pecandu internet akan semakin kompleks bila ia harus menggunakan internet untuk pekerjaan atau studinya. Karena itu, penanganan mantan pecandu internet pun perlu terus dilakukan dengan tekun dan berkesinambungan.

Internet Addiction merupakan hal yang mengarah pada kecanduan terhadap intenet, seperti: berlama-lama menggunakan internet, selalu saja ada alasan untuk memerpanjang waktu berinternet, dan juga lebih marasa nyaman dengan ber-internet.
Internet Addiction ini ternyata tak berbeda jauh dengan kecanduan obat-obatan ataupun kecanduan minuman beralkohol, karena kecanduan internet ini memiliki beberapa kesamaan gejala dengan kecanduan obat ataupn minuman. Bahkan ternyata, kata Addiction yang digunakan pada kecanduan internet ini mengacu pada Addiction yang sering digunakan pada konsep psikiatri dalam DSM-IV.
Kecanduan internet biasanya lebih mengarah pada anak diusia remaja, namun tidak menutup kemungkinan bila seorang dewasa pun mengalami kecanduan internet. Namun menurut penelitian yang telah dilakukan, dikatakan bahwa anak remaja lebih mendominasi kecanduan internet dikarenakan kurangnya kesadaran diri, pada penelitian ini dapat dikatakan pula bahwa kesadaran diri berbanding terbalik dengan kecanduan internet, itu berarti apabila :

  1. Semakin tinggi kesadaran diri seseorang, maka semakin rendah tingkat kecanduan terhadap internet.
  2. Semakin rendah kesadaran diri seseorang, maka semakin tinggi tingkat kecanduan terhadap internet.

Kecanduan internet dapat pula menurunkan prestasi dan motivasi seseorang dari berbagai bidang, seperti sekolah, pekerjaan, pertemanan, dsb. Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat dikatakan bahwa tingkat motivasi berbanding terbalik dengan kecanduan internet, seperti berikut :

  1. Semakin tinggi tingkat motivasi seseorang, maka semakin rendah tingkat kecanduan terhadap internet.
  2. Semakin rendah tingkat motivasi seseorang, maka semakin tinggi tingkat kecanduan terhadap internet.

Menurut penelitian lain dikatakan bahwa seseorang dikatakan kecanduan internet apabila melakukan kegiatan internet selama 6 jam atau lebih dari itu. Seseuai dengan penelitiannya maka seseorang tersebut akan mengalami gejala psikiatris, seperti : somatisasi, obsesif-komplusif, interpersonal sensitivitas, depresi, kecemasan, permusuhan, fobia kecemasan, ideasi paranoid, dan psikotik.

Referensi Jurnal :

J, Suller. 2004. Computer and Cyberspace Addiction. International Journal of Applied Psychoanalytic Studies

Soetjipto, Helly P. (2005). Pengujian Validitas Konstruk Kriteria KecanduanInternet. Jurnal Psikologi Volume 32, No.2 74-91. Yogyakarta : UnitPublikasi Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Rinjani, H & Firmanto, A. (2013). Kebutuhan Afiliasi denagn mengakses Facebook pada remaja. Jurnal Psikologi Volume 01, No.01 75-84. Malang : Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

Angela. 2013. Pengaruh Game Online Terhadap Motivasi Belajar Siswa SDN 015 Kelurahan Sidomulyo Kelurahan Samarinda Ilir. eJournal Ilmu Komunikasi Vol.1 No.2. Hal 532-544

Hasibuan, Adlin. 2014. Sistem Pakar Diagnosa Kecanduan Menggunakan Internet (Internet Addiction) Menggunakan Metode Certainty Factor. Pelita Informatika Budi Dharma. Volume 6 nomor 3. Hal 143-147

KOC, Mustafa. 2011. Internet Addiction and Psychopatology. TOJET. Volume 10 issue 1. Page 143-148

Soetjipto, H.P. Pengujian Validitas Konstruk Kriteria Kecanduan Internet. Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada : Jurnal Psikologi Volume 32, No. 2, Hal 74-91

Widiana, H.S., Retnowati, S., Hidyat, R., Kontrol Diri dan Kecenderungan Kecanduan Internet. Indonesian Psychologycal Journal Vol.1 No. 1. Hal 6-16

Penggunaan Referensi pada Penulisan Karya Ilmiah

Setiap orang pasti pernah menulis. Entah itu tesis, disertasi, penelitian, ataupun makalah. Di setiap akhir tulisan yang dibuat tersebut, selalu dituliskan daftar bahan-bahan yang digunakan sebagai acuan dalam menulis.
Pertanyaannya adalah apakah daftar acuan itu merupakan referensi atau daftar pustaka?
Apakah referensi dan daftar pustaka sama?
Menurut Jacub Rais, Daftar acuan yaitu informasi yang diacu dari sumber lain yang dimanfaatkan dalam penelitian dan dikutip (cited) baik esensinya maupun statement lengkapnya dalam teks penulisan tesis/disertasi atau laporan penelitian. Penulis dari sumber informasi yang diacu ini harus tercatat dalam Dafatar Acuan pada halaman terakhir dari penulisanya.
Sedangkan, Daftar Pustaka adalah daftar bacaan yang disarankan untuk dibaca dan tidak diacu dalam tulisan, dalam tesis/disertasi/laporan, tetapi sekedar untuk memperluas wawasan bagi mereka yang ingin mengetahuinya lebih lanjut. Daftar pustaka tidak disarankan dalam penulisan laporan penelitian, skripsi, tesis, dan disertasi. Maksudnya tentu agar penelitian, skripsi, tesis, dan disertasi memanfaatkan sumber indormasi yang telah ada atau penelitian yang telah dilakukan orang lain untuk dikembangkan sebagai inspirasi penelitian baru atau membangun suatu informasi baru.
Jadi kutipan maupun acuan yang kita gunakan dalam menulis merupakan Referensi (daftar acuan). Tujuan dari penulisan referensi dalam karya ilmiah yaitu:

1. agar dapat mengetahui sumber referensi yang digunakan dalam membuat karya ilmiah

2. memberikan penghargaan secara intelektual terhadap pemilik sumber referensi

3. menunjukkan apa saja yang telah dibaca

Salah satu metode penulisan yaitu sistem penulisan referensi Harvard. Sistem ini adalah gaya penulisan yang lebih disukai oleh British Standards Institution (1990), American Psychological Association (APA Style 2001). Gaya ini juga merupakan salah satu dari beberapa sistem yang direkomendasikan oleh Council of Science Editors (Scientific Style and Format 2006, intro) dan Chicago Manual of Style (2003). Selain itu terdapat beberapa format metode penulisan referensi lainnya, yaitu ISO 690, Chicago Style, ISO 690 (numerical), Turabian, dll.
Chicago Manual of style (CMS atau Chicago) adalah sebuah pedoman cara penulisan untuk bahasa Inggris Amerika yang diterbitkan oleh University of Chicago Press. Dari nama penerbit inilah diperoleh nama cara penulisannya. Cara penulisan Chicago sama dengan yang dianjurkan oleh Turabian. Perbedaan yang jelas ialah bahwa sistem Turabian mengizinkan pembuatan catatan kaki atau catatan akhir, ketimbang pengutipan dalam kalimat (inline citations) yang lebih disukai oleh sistem MLA, APA, dan Bluebook (Turabian juga mempunyai pedoman untuk pembuatan referensi dalam kurung yang disisipkan dalam makalah). Namun demikian, perbedaan penting Turabian dengan cara penulisan APA ialah bahwa Turabian dikembangkan khusus dengan maksud digunakan dalam makalah yang ditulis untuk kelas dan bukan untuk penerbitan, sementara APA aslinya dikembangkan oleh Asosiasi Psikologi Amerika untuk tulisan yang akan diterbitkan dalam jurnal-jurnal profesional. Meskipun demikian, banyak jurnal dalam bidang-bidang yang menggunakan cara penulisan Chicago akan menerima format Turabian.

Yang akan dibahas disini adalah tata cara dan penulisan referensi dalam penulisan karya ilmiah dengan menggunakan metode APA Style dan contoh penulisannya pada artikel dalam jurnal, buku, artikel dari proceeding (seminar, workshop), dan sumber online (seperti Wikipedia). APA Style biasanya lebih sering digunakan pada penulisan sains dan sosial sains.

Berikut contoh penulisan APA Style pada:
1. Artikel dalam Jurnal

Struktur dasarnya yaitu: Dimulai dari nama belakang penulis dan inisial dari nama depan, diikuti tanggal publikasi yang di tulis di dalam kurung. Kemudian judul dari artikel, dimana hanya Huruf awal judul menggunakan huruf kapital. Berikutnya, urutkan jurnal atau secara periodik dan nomor volume dalam italics (font miring). Dan yang terakhir, tulis nomor halaman dimana artikel tersebut dikutip.

sebagai contoh:

Author, I. N. (Year). Title of the article. Title of the Journal or Periodical, volume number, page numbers.

atau:

Smith, L. V. (2000). Referencing articles in APA format. APA Format Weekly, 34, 4-10.

a. Artikel di Majalah

Struktur penulisan di majalah sama dengan artikel jurnal. Namun, untuk tanggal publikasi juga mencantumkan bulan dan hari publikasi.

Contoh:
James, S. A. (2001, June 7). Magazine articles in APA format. Newsweek, 20,48-52.

b. Artikel di Koran

Penulisan referensi pada artikel koran mengikuti struktur dasar, tetapi gunakan inisial ‘p.’, atau ‘pp.’ untuk menunjukkan nomor halaman.
Sebagai contoh:
Tensky, J. A. (2004, January 5). How to cite newspaper articles. The New York Times, pp. 4D, 5D.

Selain itu apabila pada Artikel Jurnal terdiri dari 3 atau 6 penulis, maka pada APA Style menggunakan aturan:
Gunakan huruf besar pada huruf awal judul penulisan, subtitle, dan lainya.
Gunakan font Italics (huruf miring) untuk publikasi dan nomor volumenya.
contoh:
Hart, D., Keller, M., Edelstein, W., & Hofmann, V. (1998). Childhood personality influences on social-cognitive development: A longitudinal study. Journal of Personality and Social Psychology, 74, 1288-1289.
2. Buku

Struktur dasarnya penulisan referensi buku yaitu dengan mengurutkan nama belakang penulisan, inisial nama depan, tahun publikasi, judul buku, lokasi, dan penerbitnya. Penulisan referensi yaitu sebagai berikut:

Author, I. N. (Year). Title of book. Location: Publisher.

Sebagai contoh:

Rogers, C. R. (1961). On becoming a person. Boston: Houghton Mifflin.

a. Buku Terjemahan
Buku yang diterjemahkan dari bahasa lain penulisan referensi nya harus memuat nama belakang dan inisial nama depan penulis, diikuti tahun publikasi dan judul buku. Inisial nama depan dan nama belakang yang menerjemahkan dan notasi “Trans” harus juga dicantumkan. kemudian dilanjutkan lokasi, penerbit, dan catatan tahun dipublikasikannya buku tersebut.

sebagai contoh:

Freud, S. (1914). The psychopathology of everyday life. (A. A. Brill, Trans.). London: T. Fisher Unwin. (Original work published 1901).

3. Artikel dari Proceeding

contoh:

Schnase, Jl, & Cunnius, EL (Eds.). (1995). Proceedings dari CsCi ’95: The First International Conference on Computer Support for Collaborative Learning. Marwah, NJ:Erlbaum.

4. Sumber Online

Struktur dasar untuk referensi dokumen online sama dengan penulisan referensi yang lain, tetapi dengan tambahan tanggal dan sumber pencarian diambil. Tulis hari pada waktu mengakses dokumen online tersebut dan URL dokumen itu berada.

Author, A. A. (2000). Judul. Diakses pada bulan tanggal, tahun, dari sumber (nama website)

Sebagai contoh:

Van Wagner, K. (2006). Guide to APA format.About Psychology. Diakses November 16, 2006 dari http://psychology.about.com/od/apastyle/guide

atau

Rice, J.C., McBride, R.H. & Davis, J. (1998). Defining a web based learning environment. Retrieved November 5, 2000 from http://www.byu.edu/ipt/workshops/wbi/text.html.

a. Artikel Jurnal Online:
Artikel jurnal online dikutip sama seperti artikel yang diketik, tetapi didalamnya juga memuat informasi tambahan mengenai tanggal dan sumber lokasi. Struktur dasarnya adalah sebagai berikut:
Author, A. B., Author, C. D., & Author, E. F. (2000). Title of article. Title of Periodical, Volume number, page numbers. Retrieved month day, year, from source
Sebagai contoh:
Jenet, B. L. (2006) A meta-analysis on online social behavior. Journal of Internet Psychology, 4. Retrieved November 16, 2006 from http://www. journalofinternetpsychology.com/archives/volume4/ 3924.html

b. Artikel dari Database:
Format artikel yang didapat dari database online seperti referensi cetak, tetapi juga menyediakan informasi mengenai tanggal artikel diambil dan lokasi database tersebut.Sebagai contoh:
Henriques, J. B., & Davidson, R. J. (1991) Left frontal hypoactivation in depression. Journal of Abnormal Psychology, 100, 535-545. Retrieved November 16, 2006 from PsychINFO database.

c. Forum Online, Discussion List, atau Newsgroups:
Pesan yang dikirim oleh penggunan di forum, daftar diskusi, dan grup harus mengikuti struktur dasar mengutip dokumen online. Apabila memungkinan, gunakan nama yang sebenarnya. Tetapi jika tidak memungkinan, tuliskan nama samaran pengguna.Sebagai contoh:
Leptkin, J. L. (2006, November 16). Study tips for psychology students [Msg. 11]. Message posted to http://groups.psychelp.com/forums/messages/48382.html

Info lainnya:
Email sebaiknya tidak dimasukkan sebagai bahan referensi, meskipun dikutip kalimatnya.
Sebenarnya di dalam Ms. Word pun telah menyediakan cara mudah dalam menulis referensi. Caranya yaitu:

• Pilih toolbar References
• Pada Citations & Bibliography terdapat pilihan Style yang dapat dipilih. Disana terdapat APA, Chicago, GB7714, GOST-Name sort, GOST-Title sort, ISO 690-First Element and Date, ISO 690-Numerical Reference, MLA, Sist02, dan Turabian.

• Pada bagian Bibliography dapat terlihat contoh penggunaannya.

Selamat mencoba dan selamat berkarya.

Referensi:

[1] Cherry, K. (2011). Book references in APA format. Diakses Oktober 7, 2011 dari http://psychology.about.com/od/apastyle/p/bookref.htm

[2] Rais, J. (2009). Tata cara penulisan baku daftar acuan (references) dan daftar pustaka (bibliography) dalam makalah ilmiah, tesis, disertasi. Diakses Oktober 7, 2011 dari http://www.scrib.com/doc/64086331/Tata-Cara-Penulisan-Pustaka.

#Pinternet Dampak Positif Dan Negatif Internet

internet

Internet adalah jaringan komputer yang terhubung secara internasional dan tersebar di seluruh dunia. Jaringan ini meliputi jutaan pesawat komputer yang terhubung satu dengan yang lainnya dengan memanfaatkan jaringan telepon (baik kabel maupun gelombang elektromagnetik).Jaringan jutaan komputer ini memungkinkan berbagai aplikasi dilaksanakan antar komputer dalam jaringan internet dengan dukungan software dan hardware yang dibutuhkan. Untuk bergabung dalam jaringan ini, satu pihak ( dalam hal ini provider ) harus memiliki program aplikasi serta bank data yang menyediakan informasi dan data yang dapat di akses oleh pihak lain yang tergabung dalam internet. Sebuah produk tentu memberikan dampak negatif dan positif. Dampak negatif atau positif dapat dirasakan oleh semua kalangan, termasuk pelajar. Dampak positif atau negatif dari internet bagi pelajar tentu saja ditimbulkan dari cara penggunaan internet itu sendiri. Penggunaan internet sebagai media penghubung serba cepat memang sudah tidak mudah dipisahkan dari kehidupan kita. Segala macam persoalan komunikasi dapat diselesaikan dengan internet. Dampak positif dan negatif internet bagi pelajar tentu saja tidak muncul bersamaan. Seharusnya dampak positif lebih mendominasi, jika cara penggunaan internet itu benar. Dampak positif dan negatif bagi pelajar sifatnya tidak mutlak. Penilaiannya terletak pada apa yang dirasakan secara personal. Namun secara umum dapat disimpulkan tentang kerugian atau dampak negatif internet bagi pelajar dan juga yang lainnya.

Negative-Positive

Dampak Positif :
1. Internet sebagai media komunikasi :
merupakan fungsi internet yang paling banyak digunakan dimana setiap pengguna internet dapat berkomunikasi dengan pengguna lainnya dari seluruh dunia.
2. Media pertukaran data :
dengan menggunakan email, newsgroup, ftp dan www (world wide web : jaringan situs-situs web) para pengguna internet di seluruh dunia dapat saling bertukar informasi dengan cepat dan murah.
3. Media untuk mencari informasi atau data :
perkembangan internet yang pesat, menjadikan www sebagai salah satu sumber informasi yang penting dan akurat.
4. Kemudahan memperoleh informasi:
kemudahan untuk memperoleh informasi yang ada di internet banyak membantu manusia sehingga manusia tahu apa saja yang terjadi. Selain itu internet juga bisa digunakan sebagai lahan informasi untuk bidang pendidikan, kebudayaan, dan lain-lain.
6. Kemudahan bertransaksi dan berbisnis dalam bidang perdagangan :
Dengan kemudahan ini, membuat kita tidak perlu pergi menuju ke tempat penawaran/penjualan karena dapat di lakukan lewat internet.

4832958771_9008f87d30
Dampak Negatif :
1. Pornografi
Anggapan yang mengatakan bahwa internet identik dengan pornografi, memang tidak salah. Dengan kemampuan penyampaian informasi yang dimiliki internet, pornografi pun merajalela.Untuk mengantisipasi hal ini, para produsen browser melengkapi program mereka dengan kemampuan untuk memilih jenis home-page yang dapat di-akses.Di internet terdapat gambar-gambar pornografi dan kekerasan yang bisa mengakibatkan dorongan kepada seseorang untuk bertindak kriminal.
2. Violence and Gore
Kekejaman dan kesadisan juga banyak ditampilkan. Karena segi bisnis dan isi pada dunia internet tidak terbatas, maka para pemilik situs menggunakan segala macam cara agar dapat menjual situs mereka. Salah satunya dengan menampilkan hal-hal yang bersifat tabu.
3. Penipuan
Hal ini memang merajalela di bidang manapun. Internet pun tidak luput dari serangan penipu. Cara yang terbaik adalah tidak mengindahkan hal ini atau mengkonfirmasi informasi yang Anda dapatkan pada penyedia informasi tersebut.
4. Carding
Karena sifatnya yang real time(langsung), cara belanja dengan menggunakan Kartu kredit adalah carayang paling banyak digunakan dalam dunia internet. Para penjahat internet pun paling banyak melakukan kejahatan dalam bidang ini. Dengan sifat yang terbuka, para penjahat mampu mendeteksi adanya transaksi (yang menggunakan Kartu Kredit) on-line dan mencatat kode Kartu yang digunakan. Untuk selanjutnya mereka menggunakan data yang mereka dapatkan untuk kepentingan kejahatan mereka.
5. Perjudian
Dampak lainnya adalah meluasnya perjudian. Dengan jaringan yang tersedia, para penjudi tidak perlu pergi ke tempat khusus untuk memenuhi keinginannya. Anda hanya perlu menghindari situs seperti ini, karena umumnya situs perjudian tidak agresif dan memerlukan banyak persetujuan dari pengunjungnya.
Secara garis besar dampak negatif internet adalah :
Mengurangi sifat sosial manusia karena cenderung lebih suka berhubungan lewat internet daripada bertemu secara langsung (face to face).
Dari sifat sosial yang berubah dapat mengakibatkan perubahan pola masyarakat dalam berinteraksi.
Kejahatan seperti menipu dan mencuri dapat dilakukan di internet (kejahatan juga ikut berkembang).
Bisa membuat seseorang kecanduan, terutama yang menyangkut pornografi dan dapat menghabiskan uang karena hanya untuk melayani kecanduan tersebut.

Pencegahan Terhadap Efek Negatif Penggunaan Internet

Penggunaan internet tergantung pada pemakainya bagaimana cara mereka dalam menggunakan teknologi itu. namun semestinya harus ada batasan-batasan dan norma-norma yang harus mereka pegang teguh walaupun bersentuhan dengan internet atau di dalam dunia maya. Berikut adalah langkah praktis jika anda ingin anak anda dan anda bebas dari label gaptek namun terhindar dari paparan informasi menyesatkan :

1. Peran orang tua sebagai pendamping sangatlah dibutuhkan. kondisikan bahwa masuk ke situs negatif (konten porno/kekerasan) itu sesuatu yang tabu, sehingga penggunaan komputer harus terbuka dan orang tua harus bisa melihat.

2. Letakkan komputer di ruang keluarga atau ruangan yang sering dilewati umum sehingga dapat terus dipantau kegiatan anak saat mengakses internet (sebaiknya tidak di kamar tidur anak) .

3. Tentukan waktu online bersama. Orang tua dan anak bersama-sama duduk di komputer, berdiskusi tentang berbagai informasi dari internet.

4. Pembatasan waktu browsing. Biasakan anak untuk disiplin mematuhi batasan waktu menggunakan internet. Hindari anak duduk didepan komputer hingga larut malam.

5. Komunikasikan manfaat positif maupun negatif internet kepada anak secara gamblang. Jelaskan, internet adalah media informasi yang paling praktis serta tak terbatas. Namun, ada beberapa pihak yang memanfaatkan internet untuk maksud-maksud yang tidak baik.

6. Berikan tips praktis untuk menghindari pihak-pihak yang ingin mengambil keuntungan sepihak dari pengguna internet. Misalnya, dengan tidak memberi data pribadi, tidak memberikan nomor telepon dan alamat serta tidak memberikan foto pada siapapun yang tidak dikenal.

7. Menggunakan internet protection software lokal. Langkah ini merupakan langkah mudah dan efisien untuk menghindarkan anak anda dari pengaruh negatif internet, termasuk dari situs lokal. Penyedia jasa proteksi ini akan memfilter semua jenis informasi maupun gambar dari layar komputer anak anda.

8. Jika anak memperlihatkan tingkah laku tak wajar, segera diskusikan dengan mereka. Cari tahu, apakan internet menjadi penyebabnya.

9. Tekankan pada anak bahwa bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, tak kalah pentingnya dengan berinternet ria sepanjang hari.

10. Jika anak anda mulai terlihat kecanduan internet atau game, segera diskusikan dengan ahli. Mereka tahu betul bagaimana menjadikan hidup anak anda tak hanya dihabiskan di depan komputer.

11. Jangan boleh anak anda mengunci kamar bila sedang bermain internet di rumah sendiri. Kalau bisa selalu dampingi dan arahkan ke hal yang positif pada waktu berinteraksi dengan dunia maya.

12. Bila anda akses internet di rumah sendiri, carilah software untuk memblokir situs-situs negatif yang ada. Bila anak-anak akses di warnet kalau bisa selalu didampingi. Kecuali kalau anak anda sudah mengerti betul akan dampak negatif itu.

13. Upayakan diminimalisir bila bermain internet di Warnet karena jauh dari pengawasan orang tua.

Referensi

Nur Q, Astutik. Perilaku Penggunaan Internet pada Kalangan Remaja di Perkotaan. Surbaya:Universitas Airlangga

Sanditaria, Winsen. Adiksi Bermain Game Online pada Anak Usia Sekolah di Warung Internet Penyedia Game Online Jatinangor Sumedang. Bandung:Universitas Padjajaran.

Indra A, Noor. Pemanfaatan Internet Sehat Sebgai Sumber Belajar pada Program Pendidikan Kesetaraan di Sanggar Kegiatan Belajar Kota Semarang. Balitbang SDM   Kominfo.

Elia, Heman. 2009. Kecanduan Internet dan Prinsip-Prinsip Untuk Menolong Pecandu Internet. Veritas: Jurnal Teologi dan Pelayanan.

Buente , Wayne & Alice Robbin. 2008. “Trends in internet information behavior:2000-2004”. journal of the american society for information science, 45, 74-79.

Dermawan Arya hadi & Putri Ekasari.2012. Dampak sosial-ekonomi masuknya pengaruh internet dam kehidupan remaja di pedesaan. jurnal sosiologi pedesaan, 6, 12-14.

Putri Novita ade.2013. subjective well being mahasiswa yang menggunakan internet secara berlebihan. jurnal ilmiah mahasiswa universitas surabaya, 2,8-9.